BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Metodologi Sejarah
Metodologi sejarah terdiri dari dua kata yaitu metodologi dan sejarah. Metodologi itu sendiri berasal dari kata Yunani “metodos”, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Pengertian metodologi itu sendiri adalah ilmu atau kajian yang membahas tentang kerangka-kerangka pemikiran (frameworks) tentang konsep-konsep, cara atau prosedur, yang maksudnya adalah untuk menganalisis tentang prinsip-prinsip atau prosedur yang akan menuntun, mengarahkan dalam penyelidikan dan penyusunan suatu bidang ilmu (dalam bahasan ini adalah ilmu sejarah yaitu kenyataan tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau, untuk disusun dijadikan sebuah cerita sejarah).
Sejarah sendiri dalam bahasa Inggris disebut “history”. Secara etimologis kata ini berasal dari bahasa Yunani “historia” yang berarti ilmu, inkuiri (inquiry), wawancara (interview), interogasi dari seorang saksi-mata. Menurut definisi yang paling umum, kata history kini berarti “masa lampau umat manusia” jika dibandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah, yaitu Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Pengertian dari kata sejarah seringkali kita temui dalam pengucapan yang sering kali digunakan seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu”. Louis Gottschalk (1985:27)
Metodologi sejarah itu merupakan suatu prosedur atau metode yang digunakan untuk tahu bagaimana mengetahui. Metodologi sejarah atau science of methods juga berarti sebagai suatu ilmu yang membicarakan tentang cara, yaitu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui peristiwa yang terjadi dimasa lampau (sejarah). Misalnya seorang sejarawan yang ingin mengetahui, katakanlah sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dia akan menempuh secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik untuk pengumpulan bahan sejarah sehingga dia dapat menjaring informasi yang dia dapatkan selengkap mungkin namun hanya sampai itu saja tidaklah cukup bagi seorang sejarawan karena seorang sejarawan harus dilengkapi juga dengan pengetahuan metodologis ataupun teoritis bahkan filsafat. Artinya bagaimana sejarawan itu menggunakan “ilmu metode” itu pada tempat yang seharusnya sehingga untuk mengetahui bagaimana mengetahui sejarah itu di perlukanlah suatu ilmu yaitu Metodologi Sejarah. Helius Sjamsuddin (2007:15)
Dalam metodologi sejarah, seorang sejarawan dituntut harus menguasai metode yang di gunakan untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, untuk mengetahui peristiwa di masa lampau itu maka di lakukanlah penelitian berupa prosedur penyelidikan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data sejarah baik berupa arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan (di dalam atau di luar negeri) maupun dari wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah. Mempelajari metodologi sejarah berarti kita juga menguraikan metode penelitian sejarah, sumber sejarah dan penulisan sejarah.
A.Metode Penelitian Sejarah
Sebelum melakukan penelitian sejarah kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu metode dalam penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah. Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaan pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?
Metode penelitian sejarah menurut Nugroho Notosusanto meliputi empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi dan historiografi. Sebelum masuk dalam penelitian sejarah, yang perlu di lakukan oleh peneliti adalah menentukan topic dan merumuskan masalah. Metode penelitian sejarah menurut Nogroho Notosusanto :
a)Heuristik (Menemukan), Tahapan pertama yaitu mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Mengumpulkan sumber yang diperlukan dalam penulisan ini merupakan pekerjaan pokok yang dapat dikatakan gampang-gampang susah, sehingga diperlukan kesabaran dari penulis. Heuristic berasal dari bahasa Yunani Heuriskein artinya sama dengan to find yang baerati tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti, baik yang terdapat dilokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan. Notosusanto (1971:18)
b)Verifikasi (Kritik Sumber), Pada tahap ini, sumber yang telah dikumpulkan pada kegiatan heuristik yang berupa; buku-buku yang relevan dengan pembahasan yan terkait, maupun hasil temuan dilapangan tentang bukti-bukti dilapangan tentang pembahasan. Setelah bukti itu atau data itu ditemukan maka dilakukan penyaringan atau penyeleksian dengan mengacu pada prosedur yang ada, yakni sumber yang faktual dan orisinalnya terjamin. Tahapan kritik ini tentu saja memiliki tujuan tertentu dalam pelaksanaannya. Salah satu tujuan yang dapat diperoleh dalam tahapan kritik ini adalah otentitas (authenticity).
c)Interpretasi, Setelah melalui tahapan kritik sumber, kemudian dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap fakta sejarah yang diperoleh dari arsip, buku-buku yang relevan dengan pembahasan, maupun hasil penelitian langsung dilapangan. Tahapan ini menuntut kehati-hatian dan integritas penulis untuk menghindari interpretasi yang subjektif terhadap fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang ilmiah.
d)Historiografi, Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahapan akhir dariseluruh rangkaian dari metode historis. Tahapan heuristik, kritik sumber,serta interpretasi, kemudian dielaborasi sehingga menghasilkan sebuah historiografi.
B.Sumber Sejarah
Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia ayng menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis (tulisan) atau kata-kata yang diucapkan (lisan). Helius Sjamsuddin (2007:95)
Sebuah sumbersejarah dapat berupa sautu produk dari kegiatan-kegiatan manusia yang memuat informasi tentang kehidupan manusia meskipun produk ini mula-mula tidak dimaksudkan (sengaja) untuk memberikan informasi kepada generasi kemudian tetapi dapat juga sumber itu berupa sesuatu yang benar-benar memberikan informasi kepada generasi kemudian. Kajian tentang sumber-sumber adalah suatu ilmu tersendiri dan disebut heuristik.
C.Penulisan Sejarah
Menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu ara yang utama untuk memahami sejarah. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka dia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisanya karena dia pada akhirnya akan menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu peulisan utuh ayng disebut historiografi. Keberartian (signifikansi) semua fakta yang dijaring melalui metode kritik baru dapat dipahami hubungannya satu sama lain setelah semuanay ditulis dalams utu keutuhan bulat historiografi. Di sinilah istilah ini mempunyai arti “penulisan sejarah” karena ada pengertian lain untuk istilh historiografi yaitu “sejarah penulisan sejarah”. Helius Sjamsuddin (2007:156)
Megnenai kemampuan menulis sendiri dapat merupakan bakat, atau juga kemauan dengan latihan tulis-menulis secara terus-menerus. Para sejarawan sendiri menaydari betul bahwa proses menulis itu sendiri adalah suatu kerja keras yang tidak jarang dapat menimbulkan frustasi namun setiap sejarawan pada akhirnya bebas menentukan sendiri cara menulis sehingga menghasilkan karya mandiri yang menjadi tanggung ajwabnya, namun dia menyadari betul bahwa dalam “kebebasannya” itu ketentuan-ketentuan umum yang khusus berlaku bagi setiap sejarawan sebagai patokan-patokan atau rambu-rambu, baik dalam penulisannya maupun dalam penafsirannya.
2.Jenis-Jenis Penelitian Sejarah
Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dari peristiwa di masa lalu dapat dilakukan melalui penelitian sejarah. Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.
a.Jenis-Jenis Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah banyak sekali macamnya. Akan tetapi secara umum ada empat jenis, yaitu:
1.Penelitian sejarah komparatif
Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan factor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin dibandingkan system pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperllihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya, seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap tren waktu zaman pertengahan.
2.Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hokum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya, peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.
3.Penelitan Biografis
Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.
4.Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam penelitian biografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikirpemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karyakarya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi, seraya memberikan intepretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.
Gall, Meredith D, Joyce P. Gall & Walter R. Borg. 2007. Educational Research. USA: Pearson Education Inc.
Gottschalk, Louis.1985.Mengerti Sejarah.Jakarta:UI-Press
http://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/
Sjamsuddin, Helius.2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta:Ombak
yg rujukan notosusanto judul bukunya apa ya?
ReplyDeleteTolong uraikan buku karya kuntowijoyo dong...
ReplyDelete