Selamat Datang di "Reformasi Dunia" Insya Allah dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca

Friday, June 22, 2012

Hubungan Politik Majapahit, Demak dan Palembang


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki posisi geografis yang unik sekaligus menjadikannya strategis. Hal ini dapat dilihat dari letak Indonesia yang berada di antara dua samudera dan dua benua sekaligus memiliki perairan yang menjadi salah satu urat nadi perdagangan di Internasional. Letak Indonesia yang strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat dialui oleh para pedagang dari sleuruh dunia termasuk para pedagang muslim. Para pedagang muslim ini banyak bermukim di daerah pesisir pulau Jawa dan Sumatera yang penduduknya masih megnaut agama Hindu karena sebelum masuknya Islam, corak kehidupan masyarakat Indonesia adalah kerajaan.
Masuknya Islam ke Indonesia dengan cara damai yaitu menyesuaikan dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada (masyarakat kerajaan) telah membaut pola kehidupan masyarakat berubah. Perubahan itu terjadi baik di bidang sosial, ekonomi dan politik. Di pulau Jawa misalanya yaitu munculnya Kerajaan Demak dan di Palembang yaitu munculnya Kesultanan Palembang Darussalam (Sumatera).

B.     Permasalahan
1.      Faktor apa yang mendukung hubungan kerjaan Majapahit, Demak dan Palembang ?
2.      Bagaimana hubungan antara Majaphit, Demak dan Palembang itu bisa terjadi ?
3.      Apa bukti hubungan politik yang terjadi antara Majaphit, Demak dan Palembang ?
4.      Dampak apa aygn timbul akibat terjalinnyahubungan antara Majapahit, Demak dan Palembang ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Faktor Pendukung Hubungan Majaphit, Demak dan Palembang
Di pulau Jawa terdapat kerajaan yang besar, kerajaan itu adalah kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang terletak di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu, hal itu membaut kerajaan Majapahit ini berada di daerah yang sangat subur dan tentu saja kesuburan daerah akan membuat hasil alam yang ada di daerah itu sangat baik. Kualitas yang abik dari ahsil alamnya membuat kerajaan ini menjadi strategis. Letak kerjaan yang strategis ini akan membuat aktivitas baik itu sosial, ekonomi dan politik Majapahit ini berkembang. Terutama dalam aktivitas perekonomian, perdaganga yang terjadi di Nusantara, pada akhirnya membaa pedagang dari luar Indonesia datang ke wilayah ini, tentu hal itu akan membawa pengaruh seperti dalam bidang agama yaitu masuknya agama Islam di pulau Jawa ditandai dengan berdirinya kerajaan Demak. Berdirinya kerajaan Demak tidak lepas dari pegnaruh Majaphit, karena pemimpin Demak adalah Raden Patah yang masih memiliki darah keturunan Majaphit. Terlihat jelas bahwa terdapat hubungan antara Majaphit dan Demak, hal ini diperkuat lagi oleh letak Demak yang ebrada di Jawa Tengah pada saat itu mendapat bantuan dari bupati daerah pesisir  Jawa Tengah dan Jawa Timur. Letak geografis antara Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berdekatan tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya hubungan yang kuat antara keduanya.
Kerajaan Majaphit juga menajlani hubungan dengan kerjaan yang ada di Sumatera yaitu Kerajaan Sriwijaya, penaklukan yang dilakukan tehadap Sriwijaya yang ebrada di Palembang akhirnya akan mengakhiri Kemaharajaan Sriwijaya, namun pada akhirnya akan menumbuhkan berdirinay Kesultanan Palembang. (Mahmud, 2004:52)

B.     Proses Terajlinya Hubungan Antara Majaphit, Demak dan Palembang
Hubungan antara Majaphit dan Demak dalam bidang politik bermula ketika Majaphit berada pada jurang kehancuran. Ada dua faktor yang menyebabkan Majaphit semakin menuju pada jurang kehancuran. Faktor tersebut adalah faktor intern, yaitu lemahnya Majapahit yang disebabkan permasalahan dari dalam diantaranya perebutan kekuasaan, semakin lemahnya perekonomian dan lepasnya beberapa daerah yang dahulu berada di bawah naungan Majaphit. Sedangkan faktor dari ekstern adalah hlangnya sumber penghasilan, akibat direbutnya beberapa Bandar dagang yang dimiliki Majaphit, yang berakibat pada semakin lemahnya ekonomi Majapahit. Adanya intervensi dari Demak terhadap Majaphit semakin membaut Majaphit semakin terpojok dan menuju juran gkehancuran. Seiring dengan kemorosotan Majapahit, Demak ayng dahulunya hanyalah sebuah desa ayng kecil bernama Glagah Wangi, dapat naik dan menggantikan posisi Majapahit. Islam ayng berkembang di Demak atas usaha Raden Patah, dalam waktu yang singakt (tiga tahun) dapat menjadi sebuah kekautan yang dapat menyingkirkan pengaruh Hindu-Budha. Dalam waktu yang singakt pula Raden Patah berserta pengikutnya dapat emnguasai kota Semarang.(http://www.google.com/kerajaan-demak/diunduh/12-04-2012)
Hubungan Majaphit dan Palembnag diawali dengan eksitensi kerajaan Palembang. Beridirinya kerajaan Palembang merupakan dampak atas penaklukan kerajaan Majaphit terhadap Sriwijaya. Selepas penaklukan itu ternyata Majaphit tidak dapt mengontrol wilayah Sriwijaya dengan baik sehingga wilayah Palembang banyak di dominasi oleh para saudagar dari Cina (Tongkok), karena itu kerajaan Majaphit mengirim utusannya bernama Arya Damar, putra Prabu Wijaya V. setibanay di Palembang, Arya Damar segera membangun kekautan untuk merebut kembali pegnaruh yang telah dipegang oleh orang Cina. Usaha Arya Damar dibantu Deang Lebar ternyagta berhasil dan kembali mendapatkan pengaruh di wilayah Palembang yang sempat lepas itu. Arya Damar kemudian memeluk Islam dan merubah namanya menajdi Arya Dillah, Arya Dillah pernah mendapatkan seorang selir dari Prabu Wijaya yaitu keturunan Cina bernama Puteri Champa. Pada saat itu Puteri Campa sedang mengandung. Setelah dipersunting Arya Dillah, lahirlah seorang bayi yang kemudian diberi nama Raden Patah. Raden Patah inilah yang menjadi raja di Kesultanan Demak. Raden Patah memasuki usia belasan tahun, kemudian diantar ibunya untuk pergi ke Denta Ampel agar belajar dan kemudian dipanggil ke Majapahit untuk kemudian diangkat menjadi seorang Bupati di Bintaro (Demak). Ketika Majapahit mulai mengalami kehancuran banyak wilaah yang melepaskan diri termasuklah Bintaro. (Mahmud, 2004:62)

C.    Bukti Hubungan Politik Majaphit, Demak dan Palembang
Terjalinnya hubunga politik antara Majaphit, Demak dan Palembang dibuktikan dengan pengiriman utusan oleh Prabu Wijaya V yang bernama Arya Damar untuk mengamankan dan mengendalikan serta mengawasi dan mengambil kembali daerah Palembang yang dikuasai oleh orang Cina. Setelah Arya Damar merubah namanya menajdi Arya Dillah, dirinay mengangkat menjadi raja dari Kesultanan Palembang Darussalam. Sebelumnya Arya Dillah pernah mendapatkan seorang selir dari Prabu Wijaya yaitu keturunan Cina bernama Puteri Champa. Pada saat itu Puteri Campa sedang mengandung. Setelah dipersunting Arya Dillah, lahirlah seorang bayi yang kemudian diberi nama Raden Patah. Raden Patah inilah yang menjadi raja di Kesultanan Demak. Raden Patah memasuki usia belasan tahun, kemudian diantar ibunya untuk pergi belajar ke Denta Ampel.
Terlihat abhwa berdirinay kerajaan yang ada di Palembang dan Demak tidak lepas hubungannya dengan kerajaan Majapahit mengingat Palembang dan Demak merupakan daerah kekuasaan Majaphit.

D.    Dampak Hubungan Majaphit, Demak dan Palembang
Hubungan yang tejalin antara Majaphit, Demak dan Palembang tentu pada akhirnya akan membawa dampak baik itu dalam politik, sosial dan ekonomi. Di bidang politik, dampaknya adalah dalam bidang pemerintahan yang tadinya Hindu-Budha digantikan Islam yang dipimpin oleh sorang sultan. Masuknya pegnaruh Islam dalam bidang pemerintahan tentu akan merubah tatanan sosila masyarakatnya yaitu yang tadinya ada pembedaan, setelah Islam masuk tidak ada lagi pembedaan itu, diskriminasi dihilangkan dari masyarakat. (http://melayuonline.com/kesultanan-palembang-darussalam)

BAB III
KESIMPULAN


Letak Indonesia yang strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat dialui oleh para pedagang dari sleuruh dunia termasuk para pedagang muslim. Para pedagang muslim ini banyak bermukim di daerah pesisir pulau Jawa dan Sumatera yang penduduknya masih megnaut agama Hindu karena sebelum masuknya Islam, corak kehidupan masyarakat Indonesia adalah kerajaan.
Sebelum masuknay Islam, terdapat kerajaan yang besar, kerajaan itu adalah kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang terletak di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu, hal itu membaut kerajaan Majapahit ini berada di daerah yang sangat subur dan tentu saja kesuburan daerah akan membuat hasil alam yang ada di daerah itu sangat baik. Kualitas yang abik dari ahsil alamnya membuat kerajaan ini menjadi strategis. Letak kerjaan yang strategis ini akan membuat aktivitas baik itu sosial, ekonomi dan politik Majapahit ini berkembang. Di bidang politik, dampaknya adalah dalam bidang pemerintahan yang tadinya Hindu-Budha digantikan Islam yang dipimpin oleh sorang sultan. Masuknya pegnaruh Islam dalam bidang pemerintahan tentu akan merubah tatanan sosila masyarakatnya yaitu yang tadinya ada pembedaan, setelah Islam masuk tidak ada lagi pembedaan itu, diskriminasi dihilangkan dari masyarakat.

DAFTAR ISLTILAH

Politik                  : Proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat dalam pembuatan keputusan khusunya negara.
Kesultanan          : Kawasan (daerah) yang diperintah sultan yang bercorak Islam
Bupati                  : (jabatan, sebutan) kepala daerah tingkat II
Ekstern                : Datang dari Luar
Intern                   : Datang dari dalam
Intervensi            : Campur tangan dalam perselisihan antara dua pihak
Nusantara            : Sebuatan bagi seluruh kepulauan Indonesia
Prabu                   : Sang – Baginda
Upeti                   : Uang yang wajib dibayarkan kepada raja
Diskriminasi        : Pembedaan terhadap suatu golongan (suku, ras, warna kulit, agama, ekonomi)

DAFTAR PUSTAKA

Mahmud, Kiagus Imran.2004.Sejarah Palembang.Palembang:Anggrek
Poesponegoro.1993.Sejarah Nasional Indonesia III.Jakarta:Balai Pustaka




Pendudukan Uni Sovyet di Afghanistan

    Latar Belakang 
             Afghanistan merupakan negara yang berdasarkan Islam sebelum komunis berkuasa, dengan rajanya Muhamad Zahir Shah yang mulai memerintah pada tahun 1933 menggantikan ayahnya yang terbunuh. Penduduknya 99% beragama Islam dan selebihnya beragama Hindu dan Sikh. Negara tanpa laut ini terletak disentral Asia, sebelah utara berbatasan dengan Uni Soviet dan RRC, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Pakistan sedangkan sebelah barat berbatasan dengan Iran. Afghanistan juga merupakan pintu gerbang untuk masuk ke dalam jalur perdagangan besar di kawasan Asia Selatan (India), karena wilayah Afghanistan dekat dengan jalur perdagangan dunia, jalur sutra, melalui kota Khyber Pass di Timur Afghanistan, dari China ke Yunani, oleh sebab itu Afghanistan menjadi negara yang ramai dikunjungi orang yang sambil berdagang. Selain itu Afghanistan merupakan negara miskin, dengan hasil ekspor antara lain : bulu domba, buah-buahan, permadani dan lain-lain. Saat kemarau panjang melanda, di Afghanistan sering terjadi kelaparan. Keadaan yang demikian membuat negara besar seperti Uni Soviet, RRC, Amerika Serikat banyak memberi bantuan kepada Afghanistan. Disamping memberikan bantuan ekonomi, mereka berusaha menanamkan pengaruhnya masing-masing di Afghanistan terlebih setelah mereka mengetahui bahwa Afghanistan merupakan kunci dan pintu gerbang untuk masuk ke dalam jalur perdagangan besar di kawasan Asia Selatan dan dengan mudah masuk ke dalam kawasan Asia Selatan jika dapat menguasai daerah tersebut.[2] Bantuan yang diberikan dan usaha masing-masing negara untuk menanamkan pengaruhnya menimbulkan persaingan antar negara yang datang membantu Afghanistan. Uni Soviet dan RRC bersaing menanamkan pengaruh komunisnya dengan mencari jalan ke laut Arab dan Laut India, dilain pihak Amerika Serikat berusaha agar Uni Soviet maupun RRC tidak mendapatkan jalan ke laut Arab dan laut India, untuk itu Amerika Serikat menjaga Afghanistan tetap netral. Adanya pengaruh komunisme yang berkembang di Afghanistan  menimbulkan pemberontakan kaum mujahidin yang ingin membebaskan negaranya dari komunisme. Persaingan dan pertentangan yang terjadi antar negara terhadap Afghanistan telah membawa pengaruh baik dalam bidang sosial, politik dan ekonomi. 

Permasalahan 
1.      Bagaimana proses masuk dan pendudukan Uni Soviet di Afghanistan ? 
2.      Bagaimana reaksi rakyat Afghanistan terhadap pendudukan Uni Soviet ? 
3.      Bagaimana proses mundurnya Uni Soviet dari Afghanistan ? 
4.      Jelaskan dampak yang diterima Afghanistan setelah pendudukan Uni soviet ? 

      Tujuan Penulisan
Penulis membahas Pendudukan Uni Soviet di Afghanistan ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan peristiwa yang terjadi pada masa Pendudukan Uni Soviet di Afghanistan serta problematikanya yang terjadi di Afghanistan kepada kita agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga kita tidak kesulitan dalam mempelajari sejarah yang terjadi di Afghanistan. 
     Manfaat Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis mengharapkan akan memberi manfaat diantaranya adalah memperkaya wawasan, informasi dan pengetahuan bagi pembaca tentang Pendudukan Uni Soviet di Afghanistan, sebagai salah satu media acuan atau pedoman bagi pembaca dalam memahami sejarah dan juga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca mengenai Pendudukan Uni Soviet di Afghanistan.
PEMBAHASAN
      Proses masuk dan Pendudukan Uni Soviet di Afghanistan
Uni Soviet masuk ke Afghanistan bertujuan untuk menguasai negara Afghanistan karena Afghanistan merupakan pintu gerbang untuk masuk kedalam jalur perdagangan besar di kawasan Asia Selatan (India), selain itu Uni Soviet juga ingin menanamkan pengaruh komunisnya terhadap Afghanistan. Untuk mencapai tujuannya, pada awal tahun 1919, Uni Soviet memberi bantuan terhadap Afghanistan dalam bentuk jutaan Rubel emas, senjata ringan, amunisi, dan sedikit pesawat untuk membantu orang Afghanistan melawan Inggris, tetapi dalam usahanya Uni Soviet mengalami masalah dalam melancarkan tujuannya yaitu adanya campur tangan Amerika Serikat yang berusaha agar Afghanistan tetap netral, walaupun demikian, tujuan Uni Soviet untuk menguasai dan menduduki Afghanistan berhasil. Posisi Uni Soviet di Afganistan semakin kuat dengan dukungan Uni Soviet atas terbentuknya pemerintahan komunis yang merupakan bagian dari Republik Demokratis Afghanistan yang terbagi menjadi dua faksi yang saling bersaing, faksi Khalq dikepalai oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin dan faksi Parcham dipimpin oleh Babrak Karmal. Kedudukan Uni Soviet bertambah kuat saat terjadinya pergantian pimpinan rezim di Afghanistan, dari Babrak Karmal  kepada Najibullah yang tidak membawa perubahan  terhadap kehidupan rakyat dan perjuangan kaum mujahidin.[3] Setelah kedudukan Uni Soviet bertambah kuat di Afghanistan, pada tahun 1924, Uni Soviet kembali memberikan bantuan militer kepada Afganistan. Mereka memberi orang Afganistan bantuan persenjataan dan juhga pesawat tempur. Kemudian pada tahun 1956, Uni Soviet dan Afghanistan memulai kerjasama militer dimana kedua negara menandatangani perjanjian yang isinya adalah Menteri Pertahanan Soviet bertanggung jawab untuk melatih semua opsir militer Afghanistan. Pada bulan Desember tahun 1978, bantuan militer Uni Soviet meningkat dan rezim Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan tergantung pada peralatan militer Uni Soviet. Pemerintah Afghanistan juga meminta agar pemerintah Uni Soviet memasukan pasukan Soviet di Afganistan saat musim semi dan musim panas tahun 1979. Mereka meminta pasukan Uni Soviet untuk menyediakan keamanan dan meningkatkan efektivitas pertarungan melawan Mujahidin. Pada tanggal 14 Juni pemerintah Afghanistan meminta Uni Soviet mengirim 15 sampai 20 helikopter dengan awaknya ke Afghanistan, dan pada 16 Juni pemerintah  Uni Soviet merespon dan mengirim tank, BMP, dan awak untuk menjaga pemerintah Afghanistan di Kabul dan untuk mengamankan lapangan udara Bagram dan Shindand.[4] Dalam merespon permintaan ini, satu batalion pasukan payung, dikomando oleh Kolonel A. Lomakin, tiba di lapangan udara Bagram pada tanggal 7 Juli 1979. Mereka adalah penjaga pribadi Taraki, prajurit payung telah diarahkan menuju penasehat militer senior Uni Soviet. Pada tanggal 19 Juli 1979, pemerintah Afghanistan meminta agar dua divisi pasukan penembak dikirim ke Afghanistan. Sehari setelah itu, mereka meminta satu divisi pasukan payung untuk penjumlahan permintaan awal. Mereka mengulangi permintaan bulan Desember 1979, tetapi  pemerintah Uni Soviet tidak selamanya dapat memenuhi permintaan Afghanistan karena sudah terlau banyak mengigrim pasukan militer.

           Reaksi Rakyat Afghanistan terhadap Pendudukan Uni Soviet
Awal kedatangan Uni Soviet di Afghanistan disambut baik pemerintah dan rakyat Afghanistan dengan memberikan bantuan kepada Afghanistan namun setelah bertahun-tahun pemerintah Afghanistan meminta Uni Soviet untuk mengirimkan pasukan militer terhadap Uni Soviet tetapi permintaan itu tidak lagi ditanggapi Uni Soviet. Uni Soviet menguasai Afghanistan dan pengaruh komunis semakin berkembang, berkembangnya pengaruh komunis yang dibawa Uni Soviet telah menimbulkan pemberontakan dan perlawanan Mujahidin terhadap Uni Soviet. Pemberontakan dan perlawanan terjadi pada pertengahan tahun 1980, pergerakan perlawanan Afghanistan mau menerima bantuan dari Amerika Serikat, Inggris, Republik Rakyat Cina, Arab Saudi, Pakistan dalam mengahadapi Uni Soviet. Jadi, gerilyawan Afghanistan telah dilengkapi dengan senjata dan dana, kebanyakan gerilyawan itu telah dilatih oleh Amerika Serikat dan Pakistan. Amerika Serikat melihat konflik di Afganistan adalah bagian dari perjuangan Perang Dingin, dan CIA menyediakan bantuan untuk pasukan Anti-Soviet melalui ISI Pakistan, dalam program yang disebut Operasi Taufan. Pergerakan yang sama terjadi di dunia Muslim, membawa kesatuan yang dipanggil Arab Afganistan, pejuang luar negeri direkruit dari dunia muslim untuk melaksanakan jihad melawan komunis. Diantara mereka, ada seorang anak muda Arab Saudi bernama Osama bin Laden, dimana grup Arab yang ikut dalam Al-Qaeda. Pemerintah Amerika Serikat mempertahankan bantuannya kepada Mujahidin. Program Amerika Serikat membuat sistem keuangan yang sama dengan dunia muslim di Arab.
Pemimpin Mujahidin memperhatikan operasi sabotase. Banyak sekali aksi-aksi sabotase seperti merusak jalur pipa, merusak stasiun radio, mengebom kantor pemerintah, hotel, bioskop, dan lain-lain. Dari tahun 1985 sampai 1987, lebih dari 1800 aksi terorisme terjadi. Di daerah perbatasan dengan Pakistan, Mujahidin menembakan 800 roket setiap hari. Di antara April 1985 dan Januari 1987, mereka membawa lebih dari 23.500 serangan amunisi dan dengan target pemerintah. Mujahidin menyelidiki posisi penembakan dimana mereka biasanya berlokasi di dekat desa sampai jarak dari pos artileri Uni Soviet. Mereka menempatkan orang-orang pedesaan dalam bahaya kematian karena pembalasan dendam Uni Soviet. Mujahidin menggunakan ranjau darat secara besar-besaran. Mereka juga berkonsentrasi dalam menghancurkan jembatan, menutup jalan, menghancurkan konvoy, mengganggu jaringan listrik dan industri, dan menyerang pos polisi dan instalasi militer Uni Soviet dan lapangan udara. Mereka membunuh pejabat negeri dan anggota Partai Demokrasi Rakyat Afganistan mereka juga menyerang pos kecil. Pada Maret 1982, sebuah bom meledak di departemen pendidikan, menghancurkan beberapa bangunan. Di bulan yang sama, sebuah kekuatan besar gagal menggelapkan Kabul saat menara tinggi di pusat listrik Naghlu meledak. Pada Juni 1982, sekitar 1.000 anggota partai muda dikirim untuk bekerja di lembah Panjshir dimana mereka disergap sekitar 20 mil dari Kabul. Pada tanggal 4 September 1985, pemberontak menembak sebuah pesawat domestik Bakhtar Airlanes saat pesawat itu lepas landas dari Bandara Kandahar, membunuh 52 orang yang naik di pesawat tersebut.
Pemberontakan dan perlawanan Mujahidin terhadap Uni Soviet telah mendapat bantuan dari negara tetangga dan dunia internasional.[5] Pakistan adalah negara tetangga yang turut membantu pemberontakan Mujahidin terhadap Uni soviet karena kebencian Pakistan terhadap distribusi pasukan Uni Soviet di Afghanistan yang menghalangi keinginan Pakistan untuk mendominasi Afganistan. Setelah distribusi pasukan Soviet, Jendral diktator militer Pakistan, Muhammad Zia-ul-Haq memulai menerima bantuan finansial dari kekuatan barat untuk membantu Mujahidin. Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi menjadi kontributor finansial kepada Jendral Zia, dimana sebagai pemimpin dari negara yang bertetangga dengan Afganistan, membantu dengan membuat pemberontak Afghanistan dilatih dengan baik. ISI Pakistan dan SSG menjadi lebih aktif ikut serta dalam konflik dengan Uni Soviet. Setelah Ronald Reagan menjadi Presiden Amerika Serikat tahun 1981, bantuan terhadap Mujahidin melalu Jendral Zia meningkat. Untuk pembalasan dendam, di bawah pemimpin Afghanistan Mohammad Najibullah, mengirim operasi yang besar melawan Pakistan. Pada tahun 1980, sebagai negara garis depan dalam perlawanan anti-Soviet, Pakistan menerima bantuan dari Amerika Serikat dan mengambil jutaan pengungsi Afghanistan melarikan dari pendudukan Uni Soviet. Pemberontakan dan perlawanan Mujahidin serta telibatnya dunia internasional membantu Mujahidin akhirnya berhasil memukul mundur pasukan Uni Soviet.
      Proses Mundurnya Uni Soviet dari Afghanistan
Korban jiwa, sumber ekonomi, dan kehilangan rumah dirasakan Uni Soviet dan langsung menimbulkan kritik dari kebijakan pendudukan. Leonid Brezhnev meninggal pada tahun 1982, Leonid Brezhnev lalu digantikan oleh Mikhail Gorbachev yang mengambil alih pemerintahan pada Maret 1985. Saat Gorbachev membuka sisten negara, hal ini menjadi jelas bahwa Uni Soviet berharap untuk menemukan jalan yang aman untuk mundur dari Afghanistan. Pemerintahan Presiden Karmal, yang didirikan tahun 1980 dan diidentifikasikan sebagai rezim boneka sama sekali tidak mempunyai pengaruh. Hal ini melemahkan divisi di dalam Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Moskwa datang untuk memberitahu kepada Karmal atas kegagalan. Satu tahun kemudian, Karmal tidak memiliki kemampuan untuk mengkonsolidasi pemerintahannya. Mikhail Gorbachev dan Sekjen Partai Komunis Soviet menyatakan: Negosiasi informal untuk mundurnya Uni Soviet dari Afghanistan telah berlangsung sejak tahun 1982. Tahun 1988, pemerintah Pakistan dan Afganistan, dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet menandatangani peresetujuan yang mereka ketahui sebagai persetujuan Jenewa. Persetujuan Jenewa mengidentifikasikan ketidakikutcampuran Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam peristiwa di Pakistan dan Afghanistan. Persetujuan tentang penarikan diri disetujui, dan pada tanggal 15 Februari 1989, pasukan Uni Soviet meniggalkan Afghanistan.
           Dampak bagi Afghanistan setelah Pendudukan Uni Soviet
Berakhirnya pendudukan Uni Soviet terhadap Afghanistan membawa dampak dan kerugian baik korban jiwa, dampak ideologi, kerusakan terhadap Afghanistan dan timbulnya perang saudara (1989-1992).
Korban jiwa
Jumlah personel yang tidak dapat disembuhkan dari pasukan Uni Soviet, pasukan perbatasan, dan pasukan penjaga internal mencapai 14.453. Formasi pasukan Uni Soviet, satuan dan elemen bentang kehilangan 13.833, pasukan KGB kehilangan 572. Selama periode ini 417 tukang reparasi hilang saat beraksi atau ditangkap dan dipenjara; 119 dari mereka nantinya dilepasikan, 97 kembali ke Uni Soviet dan 22 kembali ke Negara lainnya. Terdapat 469.685 orang yang sakit dan terluka, 53.753 orang atau 11,44%, terluka, atau menderita gegar otak dan 415.932 orang (88,56%) sakit. Sebagian besar dari korban adalah orang yang sakit. Ini disebabkan karena iklim lokal dan kondisi sanitasi, dimana infeksi akut menyebar dengan cepat di antara pasukan. Ada sekitar 115.308 kasus hepatitis, 31.080 kasus thipoid dan 140.665 untuk penyakit lainnya. 11.654 pasukan berhenti sebagai tentara setelah terluka, terkena penyakit serius, 92%, atau 10.751 orang menjadi cacat. Kerugian material sebagai berikut: 118 pesawat tempur, 333 helikopter, 147 tank, 1.314 IFV/APC, 433 artileri dan mortir, 1.138 radio dan mobil komando, 510 mobil engineering, 11.369 truk and tanker minyak. 
Dampak Ideologi
Islamis yang bertempur juga dipercaya bahwa mereka bertanggung jawab untuk jatuhnya Uni Soviet. Contohnya Osama bin Laden yang dihargai untuk "jatuhnya Uni Soviet ... pergi pada Tuhan dan mujahidin di Afganistan ... Amerika Serikat tidak memilik peran yang dapat disebutkan," tetapi "jatuhnya Uni Soviet menyebabkan Amerika Serikat lebih angkuh dan sombong." 
Kerusakan terhadap Afganistan
Kerusakan yang terjadi di Afganistan sangat menghebohkan. Lebih dari 1 juta orang Afganistan terbunuh. 5 juta orang Afganistan mengungsi ke Pakistan dan Iran, dan itu adalah 1/3 dari populasi Afganistan sebelum perang. 2 juta orang Afganistan lainnya dipaksa oleh perang untuk bermigrasi dari Afganistan. Pada tahun 1980, 1 dari 2 pengungsi di dunia adalah orang Afganistan. Sistem irigasi, yang kritis terhadap negara gersang seperti Afganistan telah dihancurkan oleh pengeboman dan penembakan. Pada tahun terburuk perang, 1985, menurut survey, lebih dari 1/2 dari semua petani yang masih di Afganistan mendapati sawah mereka dibom, dan lebih dari 1/4 sistem irigas mereka dihancurkan dan peternakan mereka ditembak oleh Soviet atau pasukan komunis Afganistan.
Kota yang paling padat penduduknya kedua di Afganistan, Kandahar, telah menurun populasinya, dari 200.000 jiwa sebelum perang menjadi 25.000 orang, hal ini disebabkan oleh kampanye pemboman oleh Soviet tahun 1987. Ranjau darat telah membunuh 25.000 orang Afganistan selama perang dan 10-15 juta ranjau darat lainnya menyebar di pedesaan. 
Perang saudara Afganistan (1989-1992) 
Perang saudara terus berlanjut di Afganistan setelah Uni Soviet mundur dari Afghanistan. Uni Soviet meninggalkan Afganistan di musim dingin dengan kepanikan di antara orang-orang di Kabul. Mujahidin Afganistan dengan sikap tenang menyerang kota-kota provinsi dan bahkan Kabul jika perlu. Rezim Najibullah, meski gagal memperoleh bantuan, wilayah, atau pengakuan internasional, tetap berkuasa hingga tahun 1992. Kabul telah mencapai gencatan senjata yang membuka kelemahan Mujahidin, politik dan militer. Setelah hampir 3 tahun, Pemerintah Najibullah sukses mempertahankan dirinya dari serangan Mujahidin; faksi dalam pemerintahan telah mengembangkan koneksi dengan musuhnya. Menurut wartawan Rusia Andrey Karaulov, alasan utama kenapa Najibullah kehilangan kekuasaan adalah penolakan Rusia untuk menjual produk minyak kepada Afganistan karena alasan politik. (Pemerintah Rusia yang baru tidak membantu komunis) dan berhasil menggerakan blokade.
Pengkhianatan Jendral Abdul Rashid Dostam dan milisi Uzbek pada Maret 1992, dengan serius merusak kontrol Najibullah terhadap negara tersebut. Pada bulan April, Kabul pada akhirnya jatuh ke tangan Mujahidin karena faksi di dalam pemerintahan akhirnya berpisahan. Najibullah kehilangan kontrol internal dengan segera dia mengumumkan kemauannya, pada tanggal 18 Maret, untuk berhenti agar membuat jalan untuk pemerintahan yang netral untuk sementara. Ironisnya, sampai mengacaukan oleh peninggalan pemimpin seniornya, pasukan Afganistan telah mencapai level tertinggi prestasinya yang tidak pernah dicapai saat diarahkan oleh pengawasan Soviet. Selama mundurnya pasukan Soviet dari Afganistan, tempat penambangan gas alam Afganistan disumbat untuk menghindari sabotase. Restorasi produksi gas telah terhambat oleh percekcokan internal dan kekacauan hubungan perdagangan tradisional.

PENUTUP
      Kesimpulan
Afghanistan merupakan negara yang berdasarkan Islam sebelum komunis berkuasa, negara ini merupakan pintu gerbang untuk masuk kedalam jalur perdagangan di kawasan Asia Selatan, karena itu Afghanistan merupakan negara yang ramai dikunjungi. Afghanistan juga merupakan negara miskin apabila sering terjadi kemarau panjang sehingga negara seperti Uni Soviet datang membantu, namun bantuan yang diberikan Uni Soviet itu merupakan langkah awal Uni Soviet untuk dapat menduduki dan menguasai Afghanistan. Usaha yang dilancarkan Uni Soviet yaitu dengan memberikan bantuan militer terhadap pemerintahan Afghanistan tetapi bantuan itu tidak selamanya dapat dipenuhi Uni Soviet karena terlalu banyak pasukan militer yanag dikirim ke Afghanistan. Pada akhirnya Uni Soviet berhasil menduduki dan menguasai Afghanistan dan menanamkan pengaruh komunisnya di Afghanistan. Pengaruh komunis tersebut semakin berkembang, hal itu menyebabkan timbulnya pemberontakan dari rakyat Mujahidin untuk membebaskan negaranya dari pengaruh komunis. Pemberontakan dan perlawanan yang dilakukan oleh Mujahidin mendapat bantuan dari dunia internasional sehingga pada akhirnya Uni Soviet berhasil di pukul mundur dari Afghanistan.

[1] Tuti Nur Erwin hal 113
[2] Soebantarjo. 1953. Sari Sedjarah, Jilid 1 : Asia-Australia. Hal 134
[3] Tuti nur Erwin hal 115
[4] Brader, Henry S. Afghanistan and the soviet union. Hal72-73
[5] Tuti hal : 118

Perang Dunia I (1914-1918)

Oleh : Tri Septio N

  PENDAHULUAN 
1.      Latar Belakang
Perang Dunia terjadi antara 1914-1918. Pada hakikatnya merupakan perang antarnegara yang berada di kawasan Eropa. Pada awal abad ke-20, hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Prancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta Kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya. Kemudian Perang Dunia I meluas kewilayah sekitarnya. Perang Dunia I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. Sebelum meletus Perang Dunia I (1914-1918), di sebagian negara Eropa sedang terjadi perselisihan dan pertentangan. Negara-negara tersebut berselisih karena beberapa faktor antara lain : Pertentangan antarnegara di eropa ( Pertentangan antara Jerman dan Perancis, Pertentangan antara Jerman dan Inggris, Pertentangan antara Jerman dan Rusia dan Pertentangan antara Rusia dan Austria ), Politik mencari Kawan ( System Of Alliences) , Perlombaan Pesenjataan dan Sebab Khusus Terjadinya Perang Dunia I akibat dibunuhnya Pangeran Ferdinand dari Austria oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Serangan Austria terhadap serbia ini, dianggap sebagai awal Perang Dunia I. Pada 1 Agustus 1914, Jerman mengumumkan perang terhadap Rusia dan Perancis. Akhir dari Perang Dunia I ini ditandai dengan Kekalahan Jerman di Front Barat yang mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah.  Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918 sehingga berakhirlah Perang Dunia I.
  
2.      Permasalahan 
1.      Jelaskan Pertentangan di Eropa yang pada akhirnya meletus Perang Dunia I ! 
2.      Pihak-Pihak mana saja yang terlibat dalam Perang Dunia I ? 
3.      Jelaskan akibat yang dirasakan dunia pasca meletusnya Perang Dunia I ! 
4.      Bagaimana akhir dan kondisi Negara yang terlibat perang setelah berakhirnya Perang Dunia I ?

        PEMBAHASAN 
        Pertentangan antarnegara di Eropa 
                        Pertengan antara Jerman dan Perancis
                     Setelah kalah perang pada tahun 1870, Perancis menjalankan polotik Revanche, Jerman menyadari tentang kemungkinan tindakan yang mungkin dilakukan oleh Perancis. Oleh karena itu Jerman berusaha untuk mengisolir Perancis.

             Pertentangan antara Jerman dan Inggris 
                    Inggris sebagai negara yang memiliki armada laut yang sangat kuat dan di segani di dunia merasa terancam dengan upaya yang sedang dilakukan oleh Jerman pada saat itu. Pemicu pertentangan antara Jerman dan Inggris adalah di sebabkan kerena Jerman mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang perindustrian. Sehingga inggris merasa tersaingi. Selain itu, di daratan Afrika antara Jerman dengan Inggris terjadi perebutan Maroko. Jerman membantu secara moril bangsa Boer, Asia Kecil. Dan Irak melawan Inggris. Armada laut Jeman di bangun secara besar-besaran, sehingga Inggris merasa terancam. Keadaan tersebut semakin meperucingkan hubungan Jerman dengan Inggris. 

                         Pertentangan antara Jerman dan Rusia 
               Pertentangan antara Jerman dan Rusia terjadi karena Jerman melindungi Turki yang berusaha merintangi Rusia dalam menerobos ke laut tengah.

            Pertentangan antara Rusia dengan Austria
                 Pertentangan kedua negara ini disebabkan mereka sama-sama ingin menguasai daerah Balkan. Gerakan Pan-Slavisme Rusia di Balkan dipimpim oleh Serbia Raya. Pada 1908, Bosnia dan Hezegovina diduduki oleh Austria. Sehingga menimbulkan kemarahan Serbia.

2.      Pihak-Pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I 
  Negara-negara yang berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran dan keangkuhan serta kekuasaan. Dalam Perang Dunia I, Kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut dinamakan Blok, yang terdiri dari Blok Sentral yang diketuai oleh Jerman dan Blok Sekutu yang diketuai oleh Perancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan diri, dan kedua blok sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat. Anggota blok sentral yang dipimpin oleh Jerman terdiri dari Jerman, Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota blok sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri dari Perancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan negara-negara Eropa Barat lainnya. Blok sentral berhadapan dengan blok sekutu untuk memenangkan peperangan yang berlangsung kurang lebih empat tahun tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam Perang Dunia I dan berakhir dengan kemenangan Blok sekutu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kalahnya blok sentral antara lain :
1. Tidak seimbangnya kekuatan yang saling berhadapan
2. Terjadinya perpecahan didalam blok sentral, dan
3. Timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara blok sentral

            Akibat bagi dunia pasca Perang Dunia I
Perang merupakan pengerahan total segala kekuatan yang ada dan dimiliki oleh negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I telah membawa dampak yang sangat luas dalam berbagi kehidupan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

A. Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Politik

 Timbulnya perubahan kekuasaan wilayah 
        Di bidang politik, pengaruh Perang Dunia I sangat terasa. Wilayah kekuasaan negara-negara yang berperang mengalami perubahan. Jerman, Austria, dan Turki menjadi repeblik dan wilayahnya menjadi sempit, selain itu muncul negara-negara baru seperti Polandia, Finlandia, Cekoslowakia, Hongaria, Mesir, Irak, Saudi Arabia, Syiria, Lebanon dan Austria.

Timbul paham-paham politik 
           Paham-paham baru sebagai reaksi terhadap paham demokrasi liberal yang tidak berhasil menghadapi kekacauan di beberapa negara Eropa bermunculan. Di itali lahir paham fasisme yang diperkenalkan oleh Benito Mussolini.

Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Ekonomi
            Sistem ekonomi liberal yang dipandang menyulitkan diganti dengan sistem ekonomi terpimpin yang banyak melibatkan kekuasaan negara. Hal ini terjadi bukan hanya di negara-negara totaliter, akan tetapi juga di negara-negara liberalseerti Amerika Serikat di bawah Presiden Roosevelt.

Akibat Perang Dunia I dalam Bidang Sosial
           Industri peralatan perang semakin maju dengan pesat sehingga kaum buruh meningkat dan menduduki posisi yang semakin kuat. Undang-undang sosial pun dikeluarkan di beberapa negara. Sementara itu, gerakan emansipasi wanita mendapat sambutan yang menggembirakan kerena dalam peperangan yang menjadi tenaga palang merah.

Akibat Perang Dunia I dalam bidang kemanusiaan.
            Keadaan perekonomian masing-masing negara yang terlibat dalam kancah peperangan menjadi hancur. Hal tersebut membawa dampak kepada umat manusia. yaitu kemiskinan dan kemelaratan semakin mencekam, wabah penyakit merajela, penduduk yang negaranya sedang berperang banyak kehilangan tempat tinggal, banyak manusia yang tak berdosa harus kehilangan nyawa dan cacat mental maupun cacat tubuh, dan banyak lagi akibat yang dapat ditimbulkan dengan meletusnya PD I.

Akhir dan Kondisi Negara setelah berakhirnya Perang Dunia I
              Kekalahan Jerman di Front Barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali yaitu dari pihak sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Karena serangan itu Jerman terpaksa menyerah pada tahun 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun takhta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirnya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak sekutu.
             Sementara itu di Austria timbul pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Frans Joseph II) terpaksa turun takhta tahun 1918 sehingga Austria-Hongaria menjadi republik. Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti : Perjanjian Versailles, Perjanjian St.Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres. 
          Pada tahun 1918, Perang Dunia I akhirnya berakhir, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian ini, yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan kesebelas, tidak membawa kebahagiaan untuk siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat. Bentuk trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum di antara para veteran perang, dan hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom, yang mereka alami setiap hari selama empat tahun berturut-turut, telah terukir di benak mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata ‘bom’ disebutkan. Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih anggota badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.  Hanya berlaku disatu tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Evans, David. 2004. Teach yourself, the First World War, Hodder Arnold. p. 188