Selamat Datang di "Reformasi Dunia" Insya Allah dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca

Saturday, March 31, 2012

Konflik Spanyol-Amerika Latin (Tulisan Pertama)

Oleh Tri Septio N

Latar Belakang
Sejak abad ke-8, yaitu setelah kaum muslimin menguasai Laut Mediterania, perekonomian di Eropa mengalami kemunduran yang drastis. Kemunduran yang di alami Eropa diperparah lagi dengan jatuhnya Konstatinopel (Byzantium) ke tangan Turki Usmani. Akibatnya dalam bidang perekonomian jatuhnya Konstatinopel membuat tertutupnya jalur perdagangan bagi bangsa Eropa, hal ini membuat terputusnya hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia.
Rempah-rempah yang menjadi komoditi utama pada masa itu, kini sulit didapatkan oleh bangsa Eropa, padahal rempah-rempah sangat dibutuhkan untuk menghangatkan tubuh mereka saat musim dingin melanda. Pada akhirnya, bangsa Eropa berniat mencari sendiri sumber rempah-rempah itu. Pencarian rempah-rempah itu dilaksanakan melalui penjelajahan samudera, melalui penjelajahan samudera, bangsa Eropa mengemban misi 3G yaitu Gold, Gospel dan Glory. Penjelajahan samudera di pelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Dalam penjelajahan samudera yang dijalankan oleh bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa tersebut menandatangani perjanjian untuk menengahi konflik yang terjadi di antara keduanya. Perjanjian tersebut bernama perjanjian Tordesillas yaitu oleh Paus Urbanus IV, bumi dibagi menjadi dua belahan yaitu Dunia Timur untuk Portugis dan Dunia Barat untuk Spanyol. Pelayaran yang dilakukan bangsa Portugis dilaksanakan oleh Bortholomeu Diaz, Vasco da Gama dan Alfonso d’ Albuqurque sedangkan bangsa Spanyol, pelayarankan dilaksanakan oleh Magelhaens dan Christoper Columbus.
Columbus yang melakukan pelayaran dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tidak sengaja menemukan benua Amerika, penemuan Columbus terhadap benua Amerika ini merupakan bentuk eksplorasi dan kolonialisasi dunia baru. Columbus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa, benua untuk pemukiman yang baru, menyebarkan penduduk dan menyediakan sumber kekayaan alam dan isi bumi yang pada akhirnya akan mengubah wajah Eropa. Penemuan benua Eropa ini pada akhirnya membuat Amerika di jajah oleh bangsa Eropa termasuklah di dalamnya Amerika Latin, Pada dasarnya penjajahan bangsa Eropa di Amerika Latin mempunyai persamaan yaitu menemukan daerah-daerah baru kemudian dikuasai dan dijadikan koloni. Perkembangan dunia pelayaran dan kebutuhan akan daerah baru baik untuk keperluan ekonomi maupun politik mendorong bangsa Eropa untuk mencari daerah kekuasaan. Khusus daerah Amerika Latin, merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam terutama bahan tambang yang sangat menggiurkan bangsa Eropa. Kekayaan sumber daya alam di Amerika Latin membuat wilayah ini menjadi ajang perlombaan bagi bangsa Eropa untuk menguasai wilayah ini, di antaranya adalah bangsa Spanyol.


1. Proses Kolonialisasi Spanyol Di Amerika Latin
Blokade yang diluncurkan orang Islam terhadap orang Eropa membuat wilayah Eropa (Konstatinopel) mengalami pengepungan yang hebat oleh tentara Islam. Expansi orang Islam terhadap wilayah Eropa telah membuat kota Konstatinopel jatuh ke tangan Islam. Jatuhnya Konstatinopel ke tangan Islam membuat aktivitas yang ada di Eropa menjadi terhambat, segala aktivitas salah satu diantaranya adalah larangan yang tidak membolehkan umat Nasrani untuk pergi berziarah ke tanah suci umat Kristen (Bait Aal-Maqdis), selain dari itu dalam bidang perekonomian, perekonomian di Eropa mengalami kemunduran yang drastis, situasi perdagangan di Eropa mengalami kehancuran, kehidupan perdagangan Eropa telah mati suri bahkan rempah-rempah menghilang dari pasaran Eropa. Bukti-bukti kemunduran ekonomi yang terjadi di Eropa pada masa itu ditandai oleh: (a) lenyapnya peredaran mata uang emas, (b) menurunnya kegatan para sudagar secara drasts, (c) terhentinya peredaran komoditas dari Tmur seperti rempah-rempah. Semua itu membuktikan bahwa Eropa kembali berada dalam masyarakat agraris yang mundur.
Pada abad ke-10, keadaan Eropa masih dalam keadaan miskin dan terbelakang namun mereka harus mempertahankan diri dari serangan bangsa lain. Sementara di Timur, kaum muslimin telah mengalami kemajuan yang pesat sehingga mampu membangun kebudayaan yang cemerlang. Memasuki abad ke-11 situasi mulai berubah, keadaan Eropa yang tertinggal dari peradaban Islam mulai menampakkan kemajuan, kemajuann itu terjadi dalam bidang industri, teknologi, tatanan politik, dan militer. kemajuan itu membuat perdagangan di Eropa mulai hidup kembali, pasar-pasar dan kota-kota mulai muncul kembali. kehidupan kota yang sebelumnya tidak pernah sepenuhnya aktif kini mulai mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Kehidupan pertanian mengalami perubahan dari kecenderungan model pertanian abad pertengahan yang hanya memenuhi kebutuhan diri sendiri ke arah pertanian yang bercorak ekonomi pasar. Rempah-rempah yang hilang mulai kembali di dapatkan oleh Eropa melalui perdagannan yang terjadi dengan kaum muslimin, namu tidak puas dari itu orang Eropa ingin mendapatkan sumber rempah-rempah, ditambah dengan kemajuan teknologi, maka bangsa Eropa salah satu diantaranya yaitu Spanyol melakukan penjelajahan samudera yang mengemban semangat 3G (Glory, Gold dan Gospel).
Penjelajahan yang dilakukan bangsa Spanyol dibawah pimpinan Christoper Columbus bermula dari kota Palos di Spanyol, dari kota ini pelayaran dilanjutkan ke arah Barat menuju pulau yang dinamai Columbus sebagai San Salvador di Kepulauan Bahama. Kemudian Columbus mengunjungi daerah Karibia, di sini Columbus kemudian menemukan wilayah Kuba. Columbus menyangka bahwa dirinya telah bertemu dengan orang-orang India dan Asia, sehingga orang Kuba oleh Columbus diberi nama orang-orang Indian. Dari Kuba, Columbus berlayar ke Haiti yang kemudian mengantarkan Columbus tiba di Jamaica. Dari Jamaica, Columbus tiba di Trinidad dan menjelajah pesisir Venezuela. Dari Venezuela, Columbus melanjutkan pelayarannya dan mengantarkannya tiba di Martinique dan Puerto Rico untuk kemudian mejelajah Honduras. Jika dilihat dari pelayaran oleh Columbus, terlihat bahwa Kuba yang menjadi wilayah pertama yang ditemukan Columbus telah membuka jalan atau menjadi pintu gerbang bagi Spanyol untuk menaklukan benua Amerika terutama Amerika Latin, terlebih selama penjelajahannya ternyata Amerika Latin merupakan daerah yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, hal itu semakin membuat bangsa Spanyol untuk menguasai Amerika Latin.

2. Politik Spanyol di Amerika Latin
Politik penjajahan Spanyol di Amerika Latin pada umumnya didasarkan atas alasan, tujuan dan cara seperti: (1) Mengeksploitasi kekayaan setempat terutama bahan tambang emas, perak dan permata, baik sebagai bahan baku industri maupun sebagai cadangan kekayaan, (2) Negara-negara jajahan sebagai media untuk memperkuat perdagangan dunia atau sebagai market forces yang baru, (3) Mencari tenaga kerja murah bagi kepentingan ekonominya, antara lain dengan sistem perbudakan dan pemerasan, (4) Menyebarkan Political Image yaitu Spanyol sebagai kekuatan dunia yang perlu diperhitungkan, baik kawan maupun lawan antara lain dengan dengan mengintroduksikan (menanamkan) sistem politik dan sistem pemerintahan Spanyol di negara-negara jajahan, (5) Politik rasialnya didasarkan atas kemungkinan percampuran darah antara orang-orang Spanyol dan penduduk asli (Indian), namun dengan tetap mempertahankan diskriminasi politik, ekonomi dan sosio-kultural antara orang-orang Kreol (orang-orang Spanyol yang dilahirkan di daerah jajahan), orang-orang Indian, orang-orang Meztizo ( keturunan campuran Indian dan Eropa) dan orang-orang Negro dari Afrika, (6) Politik kebudayaannya didasarkan atas kesadaran akan tingginya nilai kebudayaan Spanyol dan kebanggaan dalam penggunaan Bahasa Spanyol sebagai bahasa dunia yang kuat fungsinya.
Dengan cara seperti itu, Amerika Latin dapat dikuasai oleh bangsa Spanyol, adapaun daerah di Amerika Latin yang berhasil dikuasai itu diantaranya adalah Mexico, Peru, Chili juga La Plata.

3. Konflik Antara Spanyol dan Amerika Latin
Penjajahan atas bangsa Spanyol terhadap Amerika latin diantaranya seperti Mexico, Peru, Chili juga La Pata pada akhirnya menimbulkan konflik berupa perlawanan dari bangsa yang terjajah. Di Mexico, Hernando Cortez mendarat di Veraeruz, dalam perjalanannya ke Tenochtitlan yang merupakan ibu kota Kerajaan bangsa Aztec, dia diterima oleh Monetzuma II yang merupakan Kaisar bangsa Aztec. Monetzuma II menerima rombongan Hernando Cortez dengan ramah tamah, hal ini dikarenakan merkea menganggap bahwa orang Eropa yang putih adalah dewa-dewa dari Dunia Timur yang sebelumnya telah diramalkan oleh para pendeta Aztec. Kearmah tamahan dari Kaisar bangsa Aztec itu tenryata disalahgunakan oleh Hernando Cortez, Cortez mengambil kesempatan itu untuk merampok semua harta benda bangsa Aztec dan menangkap Kaisar Monetzuma II.
Menyadari perlakuan bangsa Eropa seperti itu, saudara-saudara Monetzuma II mengajak rakyat untuk melakukan perlawanan Cortez dan rombongannya, tetapi Kaisar Monetzuma dibunuh oleh Cortez. Kemarahan pun pada akhirnya semakin bertambah di kalangan bangsa Aztec, kemudian mereka mengangkat Cuitlahuac menjadi kaisar dan dengan bantuan rakyatnya berhasil mengusir pulang Cortez ke luar dari bangsa Aztec. Terusirnya Cortez dari bangsa Aztec, sepenuhn ya tidak mengakhiri konflik yang terjadi antara keduanya, hal ini dikarenakan adanya bantuan kekuatan baru dari Spanyol dan bantuan suku Tlaxcalan, Cortez kembali dan merebut Tenochtitlan. Kaisar Guitlahuac, sebagai Montezuma II, meninggal dunia akibat penyakit cacar lalu dia digantikan oleh saudaranya yaitu Cuauhtemoc sebagai Montezuma IV dan merupakan kaisar terakhir bangsa Aztec. Meskipun ada pergantian kisar, hal itu tidak membuat kota Tenochtitlan lepas dari bangsa Spanyol, Montezuma IV di tangkap tetapi dia memilih mati untuk mempertahankan harga diri bangsanya. Keruntuhan kota Tenochtitlan dan berakhirnya kekaisaran di Kerjaan bangsa Aztec, membuat Cortez mendirikan Mexico City.
Di Peru, konflik ini terjadi dengan Fransisco Pizzaro. Pizzaro yang tiba di pesisir Samudera Pasific dan kemudian berdiam di Panama, dari Panama dia berlayar ke arah Selatan pesisir Ecuador, perjalanan dilanjutkan dari Ecuador memasuki pedalaman dan mencapai Cajamarca. Cajamarca merupakan ibukota kerajaan Inca, kota ini terletak disebuah lembah hijau, antara Cuzco dan Quito. Atahualpa yang merupakan kaisar bangsa Inca, sama seperti kaisar bangsa Aztec menerima dengan ramah tamah kedatangan Pizzaro, tetapi Pizzaro menangkapnya dan membunuhnya diikuti dengan pembunuhan besar-besaran atas rakyat Inca. Walaupun kaisar Atahualpa sudah dibunuh, hal ini tidak menghentikan langkah rakyat untuk melakukan perlawanan. Manco Capac, salah seorang pangeran dan merupakan saudara sepupu Atahualpa memimpin suatu pemberontakan melawan Spanyol, namun pemberontakan yang dipimpinnya masih terkalahkan oleh senjata-senjata Spanyol. Kekalahan itu membuat Manco Capac mengungsi ke Machu Piochi, sebuah kota tua yang berada di pegunugan Andes dan meninggal di sana. Manco Capac digantikan oleh Tupac Amaru, dia merupakan anak ke tiga dari Manco Capac yang meneruskan perjuangan ayahnya. Namun usaha Tupac Amaru ternyata gagal akrena Spanyol berhasil menangkpanya dan Tupac Amaru dibunuh. Terbunuhnya Tupac Amaru mengakhiri kerajaan Inca. Peru akhirnya dikuasai Pizzaro, Pizzaro juga mendirikan kota Lima di tepi sungai Rimac yang berarti “kota para Raja”.
Untuk daerah Chili, Pedro de Valdivia yang merupakan salah seorang kapten dalam ketentaraan Pizzaro meninggalkan daerah Cuzco dan melakukan perjalanan melalui padang Atacama sampai akhirnya tiba di lembah Mapocho yang hijau dan mendirikan kota Santiago (ibu kota negara Chili). Valdivia mendapat perlawanan dari bangsa Aracaunia tapi perlawanan itu dapat dikalahkan olehnya. Dari Santiago, Valdivia terus bergerak ke arah Selatan yang kemudian dia membangun kota-kota antara lain Conception dan Valdivia. Kekuasaan Valdivia tidak bertahan lama, hal ini perlawanan kembali dari bangsa Aracauhia berhasil mengalahkan dan membunuh dirinya. Sedangkan untuk penjelajahan pertama atas daerah-daerah La Plata dilakukan oleh Diaz De Solis, dia berlayar ke Rio de la Plata yang merupakan daerah sungai tetapi disini dia ditangkap oleh orang Indian.
Penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa Spanyol yang berujung pada penjajahan atas daerah tersebut terlebih daerah itu merupakan daerah dengan sumber daya alam yang melimpah, pada akhirnya akan menimbulkan konflik antara bangsa yang menjajah dan bangsa yang dijajah.

4. Kehidupan Kolonial Spanyol Di Amerika Latin
Kedatangan bangsa Eropa, khusunya Spanyol ke Amerika Latin mulai dari eksplorasi yang berujung pada kolonialisasi, akhirnya akan mempengaruhi kehidupan yang terjadi di Amerika Latin. Pengaruh kehidupan itu dapat terlihat dari segi perekonomian (dagang), peradaban (kebudayaan) dan juga dalam sistem pemerintahan.
Perekonomian (dagang)
Dalam bidang perekonomian (dagang), untuk mengawasi perdagangan dengan dunia baru serta untuk persaingan perdagangan dengan orang-orang Inggris, Perancis dan Belanda maka Spanyol mengirimkan dua armada niaga oleh Angkatan Laut Spanyol ke Amerika Latin. Satu armada dikirim ke Veracrus (Mexico) dan yang satunya dikirim ke Puerto Bello (Panama). Dalam pelayaran pulang ke Spanyol, dua armada ini berkumpul kembali di Havana dan dari sana bersama-sama berlayar pulang ke Sevilla (Spanyol) dengan membawa muatan emas dan perak.
Peradaban (Kebudayaan)
Dikuasainya Amerika Latin oleh bangsa Spanyol, membuat peradaban dan kebudayaan Spanyol mulai berkembang. Jalur pendidikan seperti sekolah-sekolah dan Universitas mulai berdiri, yang pertama membuka sekolah ialah pastor Pedro de Gente, dia membuka sekolah di Texcoco (Mexico), dia juga seorang misionaris. Berdirinya sekolah dan Universitas bagi bangsa Spanyol merupakan salah satu jalur yang baik untuk menanamkan kebudayaan mereka di Amerika Latin. Dalam perkembangannya, Wakil Raja yang pertama di Mexico membuka pula sekolah yang bernama SAN JUAN DE LETRAN untuk anak-anak Mestizo yaitu anak-anak dari bangsa campuran Indian dan Eropa. Semakin banyaknya sekolah dan Universitas di Amerika Latin, kebudayaan Spanyol akan semakin cepat tersebar.
Sistem Pemerintahan
Pemerintahan pada daerah jajahan pada awalnya diperintahkan oleh seorang adelantado atau seorang kapiten jenderal (pemerintahan militer) yang kemudian diganti dengan gelar Gubernur (bila daerah jajahan itu telah aman). Adelantado ini mempunyai hak luar biasa untukmerebut daerah-daerah baru, mengusahakan kekayaan alam di samping memerintahkan rakyat jajahan. Bila penaklukan sudah selesai dan aman, maka dibentuklah pemerintahan kolonial dan adelantado diganti dengan seorang Gubernur. Untuk menguasai para Gubernur dibentuklah audencia/mahkamah-mahkamah agung.

5. Dampak Konflik Spanyol dan Amerika Latin
Konflik yang terjadi antara bangsa Spanyol dengan bangsa yang ada di Amerika Latin tentu saja akan memberikan dampak dalam kehidupan, dampak itu bisa bersifat positif dan bisa bersifat negatif. Dampak positif yang terlihat dari konflik yang terjadi adalah sekolah-sekolah dan universitas semakin banyak di Amerika Latin sedangkan dampak negatifnya kerajaan yang terdapat di Amerika Latin digantikan oleh pemerintahan kolonial Spanyol, diskriminasi golongan bangsa Spanyol terhadap bangsa Amerika Latin seperti golongan Peninsulares menikmati semua hak politik dan sosial ekonomi serta memandang rendah akan golongan Creol, Mestizo dan Indian. Selain diskriminasi, dampak negatif lainnya seperti monopoli perdagangan yang hanya memperkaya orang-orang Spanyol menimbulkan sakit hati rakyat Amerika Latin, pajak dan bea hanya dibebankan kepada orang-orang Creol, Mestizo dan Indian seperti pajak atas tanah, pajak jual beli, pajak garam, pajak ekspor dan impor juga barang-barang tambang.
Terlihat bahwa konflik yang terjadi antara bangsa Spanyol dan Amerika Latin banyak memberikan dampak negatife dari pada dampak positifnya. Hal itu pada akhirnya akan menimbulkan perlawanan-perlawanan dari bangsa Amerika Latin untuk lepas dari jeratan Spanyol.


Kesimpulan
Penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Spanyol dibawah pimpinan Christoper Columbus telah mengantarkan Spanyol menemukan benua baru, benua baru itu adalah Amerika Latin, penemuan benua baru itu seolah membuka jalan bagi bangsa Eropa untuk mengeksplorasi daerah tersebut. Pelayaran dan pengeksplorasian oleh bangsa Spanyol membuat daerah ini menjadi daerah jajahan Spanyol, ini dikarenakan ternyata daerah itu banyak menyediakan sumber daya alam. Penjajahan yang dilakukan oleh bnagsa Spanyol itu mendapat rangsangan negatif dari bangsa yang ada di Amerika Latin, terang saja jika daerah yang awalnya aman kemudian berubah menjadi kacau pada akhirnya akan membuat geram bangsa yang ada di Amerika Latin. Penjajahan dan perlawan yang terjadi ntara bangsa Spanyol dan bangsa Amerika Latin memberikan dampak, baik itu dampak positif di bidang pendidikan dan dampak negatif yang sangat dirasakan oleh bangsa Amerika Latin.

Thursday, March 8, 2012

Pengertian Metodologi Sejarah dan Jenis-Jenis Penelitian Sejarah

BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Metodologi Sejarah
Metodologi sejarah terdiri dari dua kata yaitu metodologi dan sejarah. Metodologi itu sendiri berasal dari kata Yunani “metodos”, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu “metha” yang berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Pengertian metodologi itu sendiri adalah ilmu atau kajian yang membahas tentang kerangka-kerangka pemikiran (frameworks) tentang konsep-konsep, cara atau prosedur, yang maksudnya adalah untuk menganalisis tentang prinsip-prinsip atau prosedur yang akan menuntun, mengarahkan dalam penyelidikan dan penyusunan suatu bidang ilmu (dalam bahasan ini adalah ilmu sejarah yaitu kenyataan tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau, untuk disusun dijadikan sebuah cerita sejarah).
Sejarah sendiri dalam bahasa Inggris disebut “history”. Secara etimologis kata ini berasal dari bahasa Yunani “historia” yang berarti ilmu, inkuiri (inquiry), wawancara (interview), interogasi dari seorang saksi-mata. Menurut definisi yang paling umum, kata history kini berarti “masa lampau umat manusia” jika dibandingkan dengan kata Jerman untuk sejarah, yaitu Geschichte, yang berasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Pengertian dari kata sejarah seringkali kita temui dalam pengucapan yang sering kali digunakan seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu”. Louis Gottschalk (1985:27)
Metodologi sejarah itu merupakan suatu prosedur atau metode yang digunakan untuk tahu bagaimana mengetahui. Metodologi sejarah atau science of methods juga berarti sebagai suatu ilmu yang membicarakan tentang cara, yaitu cara untuk mengetahui bagaimana mengetahui peristiwa yang terjadi dimasa lampau (sejarah). Misalnya seorang sejarawan yang ingin mengetahui, katakanlah sejarah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dia akan menempuh secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan teknik untuk pengumpulan bahan sejarah sehingga dia dapat menjaring informasi yang dia dapatkan selengkap mungkin namun hanya sampai itu saja tidaklah cukup bagi seorang sejarawan karena seorang sejarawan harus dilengkapi juga dengan pengetahuan metodologis ataupun teoritis bahkan filsafat. Artinya bagaimana sejarawan itu menggunakan “ilmu metode” itu pada tempat yang seharusnya sehingga untuk mengetahui bagaimana mengetahui sejarah itu di perlukanlah suatu ilmu yaitu Metodologi Sejarah. Helius Sjamsuddin (2007:15)
Dalam metodologi sejarah, seorang sejarawan dituntut harus menguasai metode yang di gunakan untuk mengetahui peristiwa di masa lampau, untuk mengetahui peristiwa di masa lampau itu maka di lakukanlah penelitian berupa prosedur penyelidikan dengan menggunakan tehnik pengumpulan data sejarah baik berupa arsip-arsip dan perpustakaan-perpustakaan (di dalam atau di luar negeri) maupun dari wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehubungan dengan peristiwa bersejarah. Mempelajari metodologi sejarah berarti kita juga menguraikan metode penelitian sejarah, sumber sejarah dan penulisan sejarah.

A.Metode Penelitian Sejarah
Sebelum melakukan penelitian sejarah kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu metode dalam penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah, metode penelitian itu disebut metode sejarah. Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa), when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana). Pertanyaan pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?
Metode penelitian sejarah menurut Nugroho Notosusanto meliputi empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi dan historiografi. Sebelum masuk dalam penelitian sejarah, yang perlu di lakukan oleh peneliti adalah menentukan topic dan merumuskan masalah. Metode penelitian sejarah menurut Nogroho Notosusanto :
a)Heuristik (Menemukan), Tahapan pertama yaitu mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Mengumpulkan sumber yang diperlukan dalam penulisan ini merupakan pekerjaan pokok yang dapat dikatakan gampang-gampang susah, sehingga diperlukan kesabaran dari penulis. Heuristic berasal dari bahasa Yunani Heuriskein artinya sama dengan to find yang baerati tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti, baik yang terdapat dilokasi penelitian, temuan benda maupun sumber lisan. Notosusanto (1971:18)
b)Verifikasi (Kritik Sumber), Pada tahap ini, sumber yang telah dikumpulkan pada kegiatan heuristik yang berupa; buku-buku yang relevan dengan pembahasan yan terkait, maupun hasil temuan dilapangan tentang bukti-bukti dilapangan tentang pembahasan. Setelah bukti itu atau data itu ditemukan maka dilakukan penyaringan atau penyeleksian dengan mengacu pada prosedur yang ada, yakni sumber yang faktual dan orisinalnya terjamin. Tahapan kritik ini tentu saja memiliki tujuan tertentu dalam pelaksanaannya. Salah satu tujuan yang dapat diperoleh dalam tahapan kritik ini adalah otentitas (authenticity).
c)Interpretasi, Setelah melalui tahapan kritik sumber, kemudian dilakukan interpretasi atau penafsiran terhadap fakta sejarah yang diperoleh dari arsip, buku-buku yang relevan dengan pembahasan, maupun hasil penelitian langsung dilapangan. Tahapan ini menuntut kehati-hatian dan integritas penulis untuk menghindari interpretasi yang subjektif terhadap fakta yang satu dengan fakta yang lainnya, agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang ilmiah.
d)Historiografi, Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahapan akhir dariseluruh rangkaian dari metode historis. Tahapan heuristik, kritik sumber,serta interpretasi, kemudian dielaborasi sehingga menghasilkan sebuah historiografi.

B.Sumber Sejarah
Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang suatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (past actuality). Sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah (raw materials) sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia ayng menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis (tulisan) atau kata-kata yang diucapkan (lisan). Helius Sjamsuddin (2007:95)
Sebuah sumbersejarah dapat berupa sautu produk dari kegiatan-kegiatan manusia yang memuat informasi tentang kehidupan manusia meskipun produk ini mula-mula tidak dimaksudkan (sengaja) untuk memberikan informasi kepada generasi kemudian tetapi dapat juga sumber itu berupa sesuatu yang benar-benar memberikan informasi kepada generasi kemudian. Kajian tentang sumber-sumber adalah suatu ilmu tersendiri dan disebut heuristik.

C.Penulisan Sejarah
Menulis sejarah merupakan suatu kegiatan intelektual dan ini suatu ara yang utama untuk memahami sejarah. Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka dia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisanya karena dia pada akhirnya akan menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu peulisan utuh ayng disebut historiografi. Keberartian (signifikansi) semua fakta yang dijaring melalui metode kritik baru dapat dipahami hubungannya satu sama lain setelah semuanay ditulis dalams utu keutuhan bulat historiografi. Di sinilah istilah ini mempunyai arti “penulisan sejarah” karena ada pengertian lain untuk istilh historiografi yaitu “sejarah penulisan sejarah”. Helius Sjamsuddin (2007:156)
Megnenai kemampuan menulis sendiri dapat merupakan bakat, atau juga kemauan dengan latihan tulis-menulis secara terus-menerus. Para sejarawan sendiri menaydari betul bahwa proses menulis itu sendiri adalah suatu kerja keras yang tidak jarang dapat menimbulkan frustasi namun setiap sejarawan pada akhirnya bebas menentukan sendiri cara menulis sehingga menghasilkan karya mandiri yang menjadi tanggung ajwabnya, namun dia menyadari betul bahwa dalam “kebebasannya” itu ketentuan-ketentuan umum yang khusus berlaku bagi setiap sejarawan sebagai patokan-patokan atau rambu-rambu, baik dalam penulisannya maupun dalam penafsirannya.


2.Jenis-Jenis Penelitian Sejarah
Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi dari peristiwa di masa lalu dapat dilakukan melalui penelitian sejarah. Secara umum dapat dimengerti bahwa penelitian sejarah merupakan penelaahan serta sumber-sumber lain yang berisi informasi mengenai masa lampau dan dilaksanakan secara sistematis. Dengan kata lain yaitu penelitian yang bertugas mendeskripsikan gejala, tetapi bukan yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Penelitian sejarah di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian sejarah bermaksud membuat rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.

a.Jenis-Jenis Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah banyak sekali macamnya. Akan tetapi secara umum ada empat jenis, yaitu:

1.Penelitian sejarah komparatif
Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan factor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau, maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya, ingin dibandingkan system pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperllihatkan unsur-unsur perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya, seorang peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani Indonesia dalam tahap-tahap tren waktu zaman pertengahan.

2.Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hokum nonformal dalam masa yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian yuridis. Misalnya, peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.

3.Penelitan Biografis
Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain: surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari orang yang diteliti tersebut.

4.Penelitian Bibliografis
Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisis, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam penelitian biografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikirpemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun karyakarya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi, seraya memberikan intepretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya tersebut.

Gall, Meredith D, Joyce P. Gall & Walter R. Borg. 2007. Educational Research. USA: Pearson Education Inc.
Gottschalk, Louis.1985.Mengerti Sejarah.Jakarta:UI-Press
http://fadlibae.wordpress.com/2012/01/30/penelitian-sejarah-historical-rsearch/
Sjamsuddin, Helius.2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta:Ombak