Selamat Datang di "Reformasi Dunia" Insya Allah dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca

Wednesday, August 29, 2012

MATERI KELAS XI IPS

1.    Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, yaitu Hulu Sungai Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan daerah diketemukannya prasasti, prasasti yang menyebutkan bahwa telah berdiri dan berkembangnya kerajaan yang mendapat pengaruh Hindu (India). Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, hampir menguasasi seluruh wilayah Kalimantan Timur.
Bukti keberadaan Kerajaan Kutai dapat dibuktikan dengan prasasti dan tiang batu (Yupa). Yupa itu sendiri digunakan sebagai upacara penyembahan kepada dewa dengan mengikat hewan kurban sebagai bentuk persembahan rakyat Kutai untuk dewa yang mereka puja.
Muncul dan berkembangnya pengaruh Hindu di Kutai, menyebabkan perubahan dibidang pemerintahan yang tadi dipimpin kepala suku menjadi pemerintah kerajaan. Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai diantaranya Kudungga, Aswawarman dan Mulawarman. Awal masa keemasan Kerajaan Kutai berada pada masa pemerintahan Aswawarman yaitu terjadinya upacara pelepasan kuda yang bertujuan menentukan batas Kerajaan Kutai dan untuk masa puncak keemasan Kerajaan Kutai berada pada masa pemerintahan Mulawarman, yang berhasil membuat rakyat dapat hidup tenteram dan sejahtera.
Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan Raja Kutai Kartanegara. Raja Dharmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari Raja Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga, Raja Dharma setia adalah raja terakhir kerajaan Kutai.

2.    Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Traumanegara terletak di wilayah Jawa Barat dengan pusat kerajaan terletak di sekitar Bogor. Kekuasaan Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
Sumber yang menjadi bukti berdirinya Kerajaan Tarumanegara berasal dari berita asing dan dalam negeri. Berita Asing, yaitu dari berita Cina (Dinasti Tang) yang menyebutkan bahwa seorang pendeta bernama Fa’Hien terdampar di daerah pantai utara Pulau Jawa. Disana dia menemukan sudah ada masyarakat yang mendapat pengaruh Hindu  yang diperkirakan merupakan bagian dari masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Berita Dalam Negeri, yaitu dapat dilihat dari penemuan-penemuan prasasti di daerah Jawa Barat. Prasasti yang ditemukan itu menerangkan tentang keberadaan Kerajaan Tarumanegara antara lain P. Ciaruteum, P. Kebon Kopi, P. Jambu, P. Muara Cianten, P. Tugu dan P. Pasir Awi.
Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Purnawarman. Raja Purnawarman berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya, hal ini dapat dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan bahwa Raja Purnawarman telah memerintah untuk men ggali satu saluran air yang digunakan sebagai saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah pertanian rakyat.
Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita. Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (seperti halnya terlulis dalam Prasasti Prasasti Karang berahi). Sehingga dapat di duga sebagai runtuhnya Tarumanegara.

3.    Holing
Letak kerajaan Holing sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti dikarenakan belum adanya penemuan berupa prasasti tentang kerajaan Holing. Meskipun begitu, kerajaan Holing ditinjau dari segi perekonomiannya, menurut Moens terletak di tepi Selat Malaka yaitu Semenanjung Malaka. Alasannya, karena tempat itu emrupakan daerah ramai dalam pelayaran dan perdagangan.
Kerajaan Holing dipimpin oleh Ratu bernama Sima yang keras, adil dan sangat bijaksana. Hal itu dibuktikan dengan diletakannya kantong emas di pinggir jalan. Kantong emas itu selama tiga tahun tidak ada yang menyentuhnya dan suatu ketika Ratu Sima bersama putranya sedang berjalan-jalan tanpa disengaja sang putra menyentuh kantong emas tersebut. Ratu Sima yang mengetahui itu, mnejatuhkan hukuman mati kepada putranya namun atas nasihat pejabat istana, putra mahkota menyatakan tidak bersalah, hukuman mati batal dilaksanakan tetapi putra Ratu Sima tetap dijatuhi hukuman dengan memotong jari kaki yang menyentuh kantong tersebut.

4.    Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di daerah Jambi, yaitu di tepi kini-kanan Sungai Batanghari.

5.    Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan besar yang dikenal oleh hampir seluruh Nusantara. Hal ini disebabkan letak strategis Kerajaan Sriwijaya yang berada dekat dengan pusat perdagangan yaitu Selat Malaka. Selat Malaka sendiri merupakan jalur perdagangan antara pedagang Cina dengan India. Bukti yang menjadi pendukung berdirinya Kerajaan Sriwijaya berasal dari berita asing dan prasasti-prasasti. Berita asing terdiri dari berita Arab, Cina dan India. Berita Arab, banyak pedagang Arab yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan Sriwjaya. Berita Cina, pedagang kerajaan Sriwijaya telah melakukan hubungan perdagangan dengan pedagang Cina. Berita India, raja dari Kerajaan Sriwijaya telah melakukan menjalin hubungan dengan raja-raja di India seperti Kerajaan Nalanda dan Chola.
Untuk berita dalam negeri dapat dilihat dari 7 buah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim yang besar pada masanya, hal ini dapat dilihat dari luasnya wilayah laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya, hal itu juga ditunjang dengan armada laut Kerajaan Sriwijaya yang kuat dan menjamin pelayaran dan perdagangan. Selain itu dengan memiliki armada laut yang kuat, Kerajaan Sriwijaya dapat memaksa perahu dagang untuk singgah di pusat perdagangan Kerajaan Sriwijaya.
Mundurnya Kerajaan Sriwijaya disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi. Faktor Politik, Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak, karena muncul kerajaan-kerajaan besar yang memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan. Faktor Ekonomi, Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerah strategis yang pernah dikuasai Kerajaan Sriwijaya jatuh kekuasaan raja sekitarnya.