Selamat Datang di "Reformasi Dunia" Insya Allah dapat memberikan manfaat positif bagi pembaca

Tuesday, May 31, 2011

Rumah Rakit Palembang

Latar Belakang Sejarah Rumah Rakit
Sungai Musi merupakan urat nadi kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Menurut data statistik kota Palembang, seluas 52,24 persen kawasan ini merupakan perairan. Dengan kondisi alam yang demikian, masyarakat banyak memanfaat angkutan sungai sebagai alat transportasi baik di dalam kota maupun untuk berhubungan dengan daerah lain.
Banyaknya sungai tidak saja berpengaruh terhadap alat transportasinya, tetapi juga pada arsitektur bangunan untuk tempat tinggal para penduduk. Pemilihan lokasi untuk tempat tinggal, misalnya, biasanya mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya kedekatan dengan sumber mata air, sumber makanan, dan lokasi mata pencahariannya. Bagi masyarakat Palembang, keberadaan sungai-sungai berfungsi sebagai sumber makanan, mata pencaharian, dan terutama sumber air. Dalam arsitektur yang mempunyai konsep built environment, bangunan selalu dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Dengan kata lain, kondisi alam secara langsung akan mempengaruhi perilaku manusia termasuk dalam merancang bentuk arsitektur rumahnya.
Salah satu bangunan yang merupakan ciri khas masyarakat yang hidup di daerah sungai adalah rumah Rakit.
Rumah Rakit adalah bentuk rumah yang tertua di kota Palembang dan mungkin telah ada pada zaman kerajaan Sriwijaya. Pada zaman Kesultanan Palembang semua warga asing harus menetap di atas Rakit termasuk warga Inggris, Spanyol, Belanda, Cina, Campa, Siam, bahkan kantor Dagang Belanda pertama berada di atas Rakit, lengkap dengan gudangnya. Rumah Rakit ini selain sebagai tempat tinggal juga berfungsi sebagai gudang, dan kegiatan ekonomi.
Oleh karena perubahan pola pikir manusia dan keterbatasan bahan-bahan untuk membuat rumah Rakit, jumlah rumah Rakit semakin hari semakin sedikit. Kondisi ini diperparah oleh munculnya anggapan dari pihak pemerintah daerah bahwa keberadaan rumah Rakit membuat kumuh pemandangan sungai. Adanya pendapat bahwa rumah Rakit merupakan simbol kekumuhan dan sumber pencemaran tidak jarang menjadi alasan untuk menggusur keberadaan rumah Rakit.
Padahal jika dikelola dengan baik, keberadaan rumah Rakit dapat menjadi penopang perekonomian daerah, misalnya sebagai komoditi wisata. Pembangunan kembali rumah-rumah Rakit oleh pemerintah daerah untuk mendukung pariwisata daerah tentu merupakan langkah strategis untuk menjaga kelestarian rumah Rakit, hanya saja jika penghuni asli tidak diikutsertakan dalam gerak pembangunan pariwisata, bukan mustahil, pembangunan merupakan bencana bagi penduduk asli.


Asal-Usul Rumah Rakit Palembang
Pada tahun 1659 merupakan kekalahan Palembang melawan Verenidge Oost Indische Compagnie, kekalahan itu telah membuat Raja Palembang yaitu Sido Ing Rejek bertetiterah ke pedalaman, yaitu ke Sakatiga, Inderalaya. Kemudian dia digantikan oleh Ki Mas Hindi, dia juga dikenal sebagai Pangeran Aryo Kesumo Abdurrahim yang mengangkat dirinya sebagai raja bergelar Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Iman. Dia memutuskan hubungan dengan Mataram pada tahun 1659, namun sebenarnya Sultan Abdurrahman masih ingin menjalin hubungan baik dengan Mataram tetapi hal itu tidak berjalan mulus dikarenakan setelah menyandang gelar sultan, Ki Mas Hindi membuat aturan-aturan baru dalam tata pemerintahan maupun kehidupan masyarakatnya di Palembang.
Salah satu aturan yang dibuatnya adalah menetapkan bahwa semua orang-orang yang bukan muslim dan orang-orang yang bukan pribumi harus membuat rumah di atas rakit untuk ditempati. Baru pada masa sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo anak dari Sri Paduka Sultan Muhammad Mannsyur Jayo Ing Lago Bin Susuhunan Abdurrahman (1700-an) menetapkan bahwa para pemukim Arab yang dinilai memiliki kedekatan spiritual dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan perekonomian di Palembang diizinkan untuk tinggal di daratan sehingga sekarang dapat kita temui kampung Arab yang terletak di 13 Ulu Palembang, orang-orang muslim inilah yang memimpin orang-orang yang bukan muslim yang tinggal di rumah rakit dan menjabat sebagai lurah atau kepala desa.
Jadi, asal-usul rumah rakit Palembang berdiri pada masa pemerintahan Sultan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Iman yang mengharuskan orang-orang bukan muslim untuk membuat rumah di atas rakit karena dinilai tidak memiliki kedekatan spiritual dan kurang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan perekonomian Palembang pada saat itu.

Pengertian Rumah Rakit Palembang
Rumah rakit Palembang merupakan tempat tinggal tetap (tidak berpindah-pindah) yang terapung. Rumah jenis ini terbuat dari kayu dan bambu dengan atap kajang (nipah), sirap dan belakangan ini menggunakan atap seng (bahan yang lebih ringan). Rumah rakit dibangun di atas sebuah rakit, baik yang terbuat dari rangkaian balok-balok kayu ataupun dari bambu-bambu. Pintu pada rumah rakit bisanya ada dua, satu menghadap ke sungai dan yang satunya lagi menghadap ke daratan. Jendelanya, biasanya, berada pada sisi kiri dan kanan dinding rumah rakit, tetapi ada juga yang berada di sisi kanan dan kiri pintu masuk rumah. Dalam sejarahnya, rumah rakit bukan sekadar hunian darurat melainkan juga sebagai rumah untuk mengangkut barang dagangan oleh pedagang dari kawasan Uluan Palembang ke pusat kota, bangunannya sendiri ikut mereka jual setelah sekian lama tertahan berbulan-bulan di pinggiran kota sungai musi. Sejumlah rumah rakit merupakan warisan lintas generasi yang tahan dihuni puluhan tahun, meskipun bambu yang mendasari rakit dan tiang penambat perlu diganti secara periodik.
Agar bangunan rumah rakit tidak berpindah-pindah tempat, keempat sudutnya dipasang tiang yang kokoh. Ada kalanya untuk memperkokoh posisi dari rumah rakit, bangunan diikat dengan menggunakan tali besar yang terbuat dari rotan dan diikatkan pada sebuah tonggak kokoh yang ada di tebing sungai. Keberadaan tali tersebut sebagai antisipasi jika tonggak pada keempat pojok rumah rakit rusak atau lapuk.

Tahap Pembanggunan Rumah Rakit Palembang
1. Persiapan
a. Musyawarah : Sebelum membangun rumah, satu hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah musyawarah antara suami dan istri. Musyawarah ini berkaitan dengan kesiapan financial untuk membangun rumah. Setelah musyawarah antara suami-istri selesai, dilanjutkan dengan musyawarah dengan keluarga dekat dan tetangga sekitar. Dalam musyawarah tersebut, orang yang hendak mendirikan rumah mengabarkan bahwa dia hendak membangun rumah.
b. Pengadaan bahan :
Bahan-Bahan untuk membuat rumah rakit seperti :
1. Bambu. Bahan utama pembuatan rumah rakit adalah Bambu. Bambu yang digunakan adalah bambu jenis manyan. Bambu ini di samping tahan lama juga besar-besar sehingga cukup bagus digunakan sebagai pelampung agar bisa mengambang di atas permukaan air. Di samping bahan untuk membuat bagian bawah rumah rakit, bambu juga digunakan untuk membuat dinding, yaitu dengan cara dicacah dan direntangkan, pelupuh.
2. Balok kayu. Selain mengunakan bambu, adakalanya pelampung menggunakan balok kayu.
3. Papan. Untuk membuat dinding rumah rakit, selain menggunakan bambu, juga sering menggunakan papan.
4. Ulit. sejenis daun yang dianyam. Bahan ini digunakan untuk membuat atap rumah rakit.
5. Rotan. Rotan yang digunakan ada dua macam, yaitu rotan selinep dan rotan sago. Rotan selinep adalah rotan kecil yang digunakan untuk mengikat bagian atas rumah rakit, sedangkan rotan sago adalah rotan yang digunakan untuk mengikat bambu-bambu yang digunakan sebagai bahanBambu merupakan bahan utama untuk membuat rumah Rakit. Untuk mendapatkan bambu ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu mencari sendiri di hutan atau memesan kepada pedagang bambu. Bambu yang dicari sendiri ke hutan ataupun dipesan kepada pedagang bambu, ukurannya disesuaikan dengan peruntukannya, misalnya untuk pelampung, dinding atau langit-langit.
2. Tahap Pembangunan
Setelah semua bahan-bahan terkumpul, pembangunan rumah rakit dapat segera dilakukan. Pendirian rumah rakit secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaitu: pembangunan bagian bawah, bagian tengah, dan bagian atas. Adapun proses pembuatannya sebagai berikut:
1. Bagian Bawah
Bagian bawah dari rumah rakit merupakan bagian terpenting. Bagian ini, menentukan kokoh tidaknya rumah rakit. Oleh karena itu, pembangunan bagian bawah rumah rakit dilakukan secara cermat, mulai dari pemilihan bahan (bambu-bambu) sampai pada proses merangkai bahan-bahan tersebut menjadi pelampung. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Bambu-bambu yang dipersiapkan sebagai pelampung dilubangi pada ujung dan pangkalnya.

b. Setelah itu, kemudian dirangkai dengan memasukkan sepotong kayu sebagai pasak pengikat. Setiap rangkaian bambu terdiri dari 8 sampai 12 batang bambu. Proses merangkai batang bambu ini disebut mengarang.


c. Jumlah rangkaian batang bambu yang dibuat berjumlah 6 sampai 8 ikatan.
d. Rangkaian tersebut kemudian ditumpuk menjadi satu ikatan yang tersusun. Susunan bambu tersebut berjumlah 48 sampai 96 batang bambu. Agar ikatan pada rangkaian bambu tersebut semakin kuat, maka selain menggunakan pasak pengikat, juga diikat dengan menggunakan rotan.


e. Kemudian rangkaian bambu tersebut dihubungkan dengan balok-balok kayu yang dipasang melintang sehingga menjadi sebuah lanting (lantai).


f. Agar ikatan semakin kuat, pada jarak antara setengah sampai satu setengah meter, lanting tersebut diikat dengan rotan.
g. Selesainya pengikatan pada lanting, maka pembuatan bagian bawah rumah Rakit sudah selesai.
2. Bagian Tengah
1. Setelah pembuatan bagian bawah rumah rakit selesai, yang ditandai dengan keberadaan lanting, maka proses selanjutnya adalah pemasangan sako. Sako ditegakkan di atas alang yang berada pada bagian atas lanting. Namun sebelum ditegakkan, sako terlebih dahulu diberi puting.
2. Dilanjutkan dengan pemasangan alang panjang. Alang panjang diletakkan pada bagian atas sako.
3. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan jenang. Seperti halnya sako, pada ujung jenang diberi puting yang digunakan untuk menghubungkan bagian atas jenang dengan alang panjang.
4. Dilanjutkan dengan pemasangan sento-sento. Sento menjadi tempat dilekatkannya dinding rumah rakit.
5. Setelah jenang dan sento selesai dipasang, selanjutnya adalah pemasangan dinding rumah Rakit. Dinding rumah rakit dibuat dari pelupuh yang bagian ujung, pangkal dan tengahnya diberi pengapit. Pelupuh adalah bambu yang dicacah dan direntangkan. Pelupuh tersebut dipaku pada jenang dan sento-sento.
6. Selanjutnya pemasangan pintu dan jendela. Pada tahap ini juga dibuat ruangan untuk dapur, khususnya jika dapur yang dibuat berada dalam satu bangunan rumah rakit.
7. Selesainya pemasangan pintu dan jendela berarti pembangunan rumah rakit bagian tengah telah selesai.
3. Bagian Atas
Pembangunan bagian atas rumah rakit ditandai dengan pemasangan alang panjang, kasau, dan atap. Proses pembuatan bagian atas rumah rakit adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan alang panjang di atas sako dan jenang.
2. Pemasangan kuda-kuda. Kuda-kuda dipasang di atas alang panjang dan dihubungkan dengan alang sunan.
3. Dilanjutkan dengan pemasangan kasau. Setelah kasau terpasang semua, kemudian ujung-ujung kasau dipotong agar rata.
4. Setelah pemasangan kasau selesai, atap segera dipasang. Bahan atap terbuat dari daun nipa. Daun nipa tersebut dilekatkan pada sako dengan cara diikat dengan rotan. Ada juga yang menggunakan seng sebagai atap rumah.
5. Dilanjutkan dengan pemasangan langit-langit ruangan. Langit-lagit ruangan dibuat menggunakan pelupuh.
Selesainya pemasangan langit-langit berarti pendirian rumah rakit sudah selesai dan rumah sudah siap untuk ditempati. Untuk menempati rumah yang baru selesai dibangun tersebut, pemilik rumah terlebih dahulu mengadakan selamatan dan mencari hari baik.
Bagian dari Rumah Rakit Palembang
Rumah rakit merupakan bangunan rumah tinggal tetap (tidak berpindah-pindah) yang terapung. Secara garis besar, rumah Rakit dapat dibagi menjadi dua bagian saja, yaitu untuk tempat tidur dan untuk kegiatan sehari-hari. Pada bagian untuk kegiatan sehari-hari, biasanya juga digunakan sebagai tempat menerima tamu. Dapur, jika berada dalam satu bangunan, biasanya berada di sisi luar ruang tidur. Tetapi terkadang ruangan untuk dapur dibangun terpisah.

Saturday, May 28, 2011

Pengaruh Perkembangan Islam Indonesia

Pengaruh Perkembangan Islam di Indonesia

Oleh : Kelompok 10
Nama : 1. Tri Septio N (352009049)
2. Fransiska Sofyan (352009005)
3. Nurul Hidayah (352009007)
Kelas : Sejarah 4.A
Mata Kuliah : Sejarah Perkembangan Islam
Dosen Pengasuh : Heryati, S.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
AKADEMIK 2011

DAFTAR ISI

1. Pendahuluan…………………………………………………………. 3
2. Pembahasan………………………………………………………….. 4
a. Bidang Sosial Politik……………………………………………... 4
b. Bidang Ekonomi Intelektual…………………………………….. 5
c. Bidang Kesusastraan……………………………………………. 6
3. Kesimpulan………………………………………………………….. 7
Daftar Pustaka

1. Pendahuluan
Agama Islam dalam waktu yang relatif cepat, ternyata agama Islam dapat diterima dengan baik oleh sebagian besar lapisan masyarakat Indonesia, mulai dari rakyat jelata hingga raja-raja. Sehingga penganut agama ini pada akhir abad ke-6 H (abad ke 12 M) dan tahun-tahun selanjutnya, berhasil menjadi kekuatan muslim Indonesia yang ditakuti dan diperhitungkan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan agama Islam cepat berkembang di Indonesia. Menurut Dr. Adil Muhyidin Al-Allusi, seorang penulis sejarah darah Timur Tengah, dalam bukunya Al-Urubatu wal Islamu fi Janubi Syarqi Asia alhindu wa Indonesia, menyatakan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan Islam cepat berkembang di Indonesia. Yaitu faktor Agama, Politik dan Ekonomi. Berkembangnya agama Islam dengan cepat tentu akan membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia baik dalam bidang Sosial Politik, Ekonomi dan Intelektual serta Perkembangan Kesusteraan

2. Pembahasan
Masuknya pengaruh Islam di Indonesia memberikan dampak dalam berbagai kehidupan masyarkat Indonesia apabila diperhatikan, maka terlihat bahwa perkembangan agama Islam di Indonesia memberikan pengaruh hingga saat sekarang dan itu tidak lepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Adapun pengaruh yang dapat terlihat akibat perkembangan agama Islam di Indonesia sebagai berikut :
a. Bidang Sosial Politik
Dalam bidang sosial politik, perkembangan agama Islam membuat letak geografis kota-kota yang mejadi pusat kerajaan berada diwilayah atau muara sungai yang besar seperti Samudera Pasai, Pidie, Aeh, Demak, Banten, Ternate, Goa dan Makasar merupakan pusat kerajaan yang bercorak maritim. Dengan demikian, masyarakatnya lebih menggantungkan kehidupan pada perdagangan sementara untuk kekuatan militernya dititikberatkan pada angkatan laut.
Dari segi tata kota, umumnya ota-kota di atas terdiri dari tempat peribadatan (masjid), pasar, tempat tinggal penguasa (kraton) serta perkampungan penduduk. Perkampungan penduduk itu sendiri terbagi berdasarkan status social ekonomi, keagamaan, kekuasaan dalam pemerintahan. Umumnya, perkampungan untuk pedagang asing ditentukan oleh penguasa kota. Adapun perkampungan-perkampungan yang ada diberi nama berdasarkan fungsi dalam pemerintahan. Dalam kehidupan pendudukan, masyarakat kota-kota kerjaan Islam itu terbagi juga dalam stratifikasi, yaitu sebagai berikut :
1. Golonan raja dan keluarga. Mereka ini adalah golongan penguasa. Umumnya, para penguasa Islam ini menggunakan gelar sultan. Gelar sultan sendiri dipakai untuk pertama kali di Indonesia oleh Sultan Malik As-Saleh.
2. Golongan elit, yaitu kelompok lapisan atas. Mereka ini terdiri atas golongan tentara, ulama dan para saudagar. Dalam golongan ini, kaum ulama merupakan kelompok yang menempati peran yang sangat penting. Di antara mereka terdapat orang-orang yang dianggap wali yang menjadi penasehat para sultan.
3. Golongan orang kebanyakan. Mereka ini merupakan lapisan masyarakat yang terbesar. Golongan ini dalam masyarakat Jawa disebut wong cilik. Mereka terdiri atas para pedagang, petani, tukang, nelayan serta pejabat rendahan.
4. Golongan budak. Mereka ini umumnya berkerja di lingkungan istana maupun bangsawan. Umumnya mereka berkerja di lingkungan ini karena mereka tidak mampu mebayar hutang dan tawanan perang.
Dalam system birokrasi pemerintahan Islam, seorang pemimpin Negara juga merangkap ssebagai pemimpin agama.
b. Bidang Ekonomi dan Intelektual
Kedatangan para pedagang muslim di berbagai kota-kota pelabuhan mendorong terbentuknya kota dagang. Umumnya para pedagang asing ini tinggal di kota-kota yang disinggahinya dalam waktu yang relative lama untuk menunggu angin musim yang baik untuk kembali berlayar kenegerinya. Dalam proses inilah terjadi interaksi yang cukup mendalam antaa pedagang asing dengan pedagang pribumi dan masyarakat setempat.
Kadang kala, di antara para pedagang asing ini ikut juga para ulama yang datnag untuk menyebarkan Islam. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila selain menjadi pusat jaringan ekonomi, kota-kota pelabuhan juga menjadi titik penting dalam kehidupan intelektual di kepulauan Indonesia. Adapun kehidupan intelektual yang berkembang terutama berkenaan dengan masalah agama. Para penguasa pribumi yang tertarik mempelajari agama Islam umumnya mengundang para ulama Islam untuk mengajarkan agama mereka di wilayahnya. Dalam proses penyebaran berikutnya dilakukan oleh para ulama pribumi melalui mesjid dan ponpes.
c. Bidang Kesusastraan
Pengaruh perkembangan Islam dalam bidang kesusastraan Indonesia terutama melihat pada karya-karya sastra di bagian timur Sumatera dan Pulau Jawa. Adapun jenis karya sastra yeng berkembang adalah sebagai berikut :
1. Suluk, merupakan salah satu karya sastra yang berisi ajaran-ajaran tassawuf. Contoh dari bentuk sastra ibni adalah Suluk Wijil, yang berisi nasehat Sunan Bonang kepada muridnya yang bernama Wijil, seorang kerdil bekas abdi Kerajaan Majapahit.
2. Hikayat, pada dasarnya sama dengan dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada senelum masuknya pengaruh Islam. Cerita-cerita rakyat ini keudian disesuaikan dengan ajaran dan pengaruh Islam
3. Babad, umumnya diartikansebagai kisah sejarah, yang kadang memuat silsilah para raja dari sebuah kerajaan Islam.

3. Kesimpulan
Islam masuk ke Indonesia setelah agama Hindu dan Budha berkembang di Indonesia. Islam masuk secar damai, walaupun ketika itu majapahit sedang mencari puncak kejayaannya. Interkasi antara Islam dan Hindu-Budha berlangsung secara baik dan saling bertoleransi karena adanya motif yang saling menguntungkan keduanya.
Menurut bukti arkeologis Islam masuk Indonesia mulai abad ke-7 Masehi. Ada beberapa saluran Islamisasi di Indnesia, yaitu perdagangan, perkawinan, tassawuf, pendidikan dan kesenian. Saluran-saluran ini semakinmempercepat berkembangnya Islam di Indonesia. Masyarakat Indonesia pun merespon positif masuknya agama Islam karena ada dua faktor yaitu internal dan eksternal. Factor internal antara lain, syarat masusk Islam sangatlah mudah, tidak ada kasta dalam Islam dan penyebaran Islam disebarkan secara damai. Sementara, factor eksternal yang mendorong perkembangan Islam adalah agama Islam mudah, masalah kekayaan, kemampuan militer, konflik politik dan kedatangan bangsa Kristen Barat.
Perkembangan Islam yang oeat mengakibatkan mulai terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Malaka dan Demak. Struktur politik masyarakat juga berubah dengan adanya konsep raja sebagai khalifah Tughan di dunia. Sementara di bidang ekonomi, muncullah kota-kota dagang. Perkembangan Islam juga mempengaruhi dunia kesusastraan Indonesia dengan dikenalnya jenis karya sastra seperti suluk, babad dan hikaya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/sejarah-perkembangan-islam-indoneia/diunduh27-05-2011
http://www.google.com/pengaruh-perkembangan-islam-indonesia/diunduh27-05-2011
Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Macedonia dan Alexander The Great

Sejarah Asia Barat Daya
MACEDONIA

OLEH :

NAMA : Tri Septio Ningsih
NIM : ( 352009049 )
KELAS : SEJARAH ( 4.A )
MATA KULIAH : Sejarah Asia Barat Daya
DOSEN PENGASUH : Dra. Nurhayati Dina

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2011
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makedonia atau Macedonia (dari bahasa Yunani : Μακεδονία, Makedonia) adalah kerajaan kuno, yang terletak di bagian timur laut dari semenanjung Yunani, berbatasan dengan Epirus di barat, Paeonia ke utara, wilayah Thrace di timur dan Thessaly ke selatan. Nama Makedonia (Yunani : Μακεδονία, Makedonia) berkaitan dengan kata μακεδνός Yunani kuno (Makednos).
Makedonia merupakan sebuah kerajaan kecil di pinggiran Yunani Klasik, yang dipimpin dibawah pemerintahan Philip II. Philip telah membawa sebagian besar negara-negara kota Yunani daratan bawah Macedonia hegemoni, menggunakan baik dan diplomatik berarti militer. Pemerintahan Philip II kemudian digantikan oleh anaknya bernama Alexander Agung, dia tak terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai salah satu komandan yang paling sukses sepanjang masa. Lahir di Pella pada 356 SM, Alexander diajari oleh filsuf terkenal Aristoteles. Setelah kematian Philip, Alexander mewarisi kerajaan yang kuat dan tentara berpengalaman. Dia di anugerahi keahlian militer dan dengan otoritasnya yang mapan, dia meluncurkan rencana militer untuk ekspansi yang ditinggalkan oleh ayahnya. Pada 334 SM dia menyerang Persia yang diperintah Asia Kecil dan memulai serangkaian kampanye berlangsung sepuluh tahun. Alexander memecah kekuatan Persia dalam serangkaian pertempuran, terutama pertempuran Issus dan Gaugamela. Kemudian ia mengalahkan raja Persia. Darius III dan menaklukkan keseluruhan dari kekaisaran Persia. Kekaisaran Macedonia sekarang membentang dari laut Adriatik ke Sungai Indus.

1.2 Permasalahan
1. Bagaimana awal mula sejarah Makedonia?
2. Jelaskan apa hubungan Alexander dengan Macedonia ?
3. Jelaskan penaklukan yang dilakukan Alexander Agung terhadap bangsa Persia ?
4. Mengapa Macedonia menjadi bangsa yang kuat dan hebat ?

2. Pembahasan
2.1 Awal sejarah Macedonia
Tanah di sekitar Aegae yang merupakan ibukota pertama Macedonia, adalah tempat tinggal bagi berbagai bangsa. Macedonia disebut Emathia dan kota Aiges disebut Edessa. Menurut legenda, Caranus yang disertai banyak orang rakyat Yunani datang ke daerah itu yaitu Edessa untuk mencari tempat tinggal baru dan menamainya dengan Aegae. Tetapi Caranus yang berniat mengambil dan menggantikan daerah itu dengan nama Aegae di tolak oleh rakyat dan pemimpin Edessa sehingga Caranus diusir dan mencari daerah baru di pinggiran Yunani lalu membentuk kerajaan baru, kerajaan baru itu diberi nama Macedonia dengan ibukotanya Aegae.
Macedonia muncul pada awal abad ke-7 ke-8 SM yang menurut legenda, pemimpin dan rakyatnya bermigrasi ke wilayah ini dari kota Yunani dari Argos ke Peloponnesus. Kerajaan ini terletak di dataran aluvial yang subur, diairi sungai Haliacmon dan Axius yang terletak di utara gunung Olympus. Bersamaan dengan mmunculnya Macedonia, seorang raja lain naik tahta dan raja itu bernama Philip II menggantikan Caranus. Pada usia dua puluh empat tahun, raja Philip II membela kerajaannya melawan Yunani yaitu Athena dan juga Ilyria, namun bagi raja Philip II, suku atau orang-orang Illyria bukanlah satu dari ancaman bagi bangsanya karena ada bangsa Athena yang sedang berusaha utnuk menduduki tahta Macedonia sehingga mereka dapat menambahkan Macedonia menjadi wilayah yang dikuasai oleh bangsa Athena tetapi akhirnya raja Philip II berhasil menang melawan Illyria.
Raja Philip II menikah dengan putri raja Epirus, namanya adalah Olympias yang pada saat itu berusia tujuh belas tahun. Menurut cerita kuno, Olympias adalah seorang wanita cantik tetapi cenderung pemarah. Dari nantinya sebagai pewaris tahta kerajaan, puteranya itu di berinama Alexander. Raja Philip II mulai melakukan ekspedisinya ke selatan untuk di Pherae Yunani ketika penguasa ota itu dibunuh dan dengan itu raja Philip II dapat mengambil dan mengawasi wilayah itu. Raja Philip II dapat beroperasi ke Thracia dan merebut tambang emas dan perak di sekitar gunung Pangeus yang dapat mebuatnya melakukan lebih banyak operasi militer. Namun sepeninggalnya ke Selatan, raja Philip II mengundang seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles untuk datang ke Macedonia sebagai pendidik Alexander. Raja Philip II mendapat undangan dari filsuf Yunani lainnya, filsuf itu bernama Isocrates untuk memimpin Yunani, namun permintaan Isocrates trersebut mendapat pertentangan dari Athena, menghadapi keadaan yang demikian raja Philip II yang tadinya ingin menguasai Athena dengan taktiknya memperlakukan Athena dengan penuh hormat, demikian dengan orang Athena dalam mengambil jalan yang terbaik dari situasi yang buruk, lebih memilih berpura-pura memperlakukan raja Philip II sebagai teman bagi bangsanya.
Hubungan baik antara Athena dan raja Philip II membuat raja Philip II merencanakan penyerangan terhadap kekaisaran yang sedang dipimpinnya, raja Philip II memutuskan menikah lagi dengan seorang gadis pribumi yaitu gadis Macedonia, keponakan cantik dari seorang hakim bernama Attalus. Pada pesta pernikahannya, semua orang Macedonia mabuk dan Attalus mengajak tos, ia melambaikan cangkir di udara dan menyatakan bahwa dewa-dea dapat mengirimkan Macedonia seorang pewaris tahta yang sah, namun sikap Attalus tersebut pada akhirnya menyinggung perasaan anak tirinya yaitu Alexander yang menganggap itu adalah sebuah tantangan langsung pada posisinya sebagai putra mahkota, suatu pernyataan bahwa tahta mahkota seharusnya menjadi milik orang yang betul-betul berdarah Macedonia. Alexander anak Olympias dimana ibunya yang berkebangsaan Yunani. TErsinggungnya Alexander dengan sikap Attalus terpaksa membuat Alexander pada pesta pernikahan membunuh ayah kandungnya, raja Philip II untuk mendapatkan tahta kerajaan. Akhirnya Alexander menjadi pewaris tahta mahkota kerajaan menggantikan ayahnya Philip II.

2.2 Hubungan Alexander Agung dengan Macedonia
Alexander Yang Agung adalah penakluk yang kesohor dari dunia silam itu dilahirkan di Pello tahun 356 SM, ibukota Macedonia, dia adalah putera dari raja Philip II. Ayahnya, Raja Philip II adalah pemegang tangguk pemerintahan dari Macedonia seorang yang punya kesanggupan dan berpandangan jauh. Philip memperbesar dan mengorganisir Angkatan Bersenjata Macedonia dan mengubahnya menjadi kekuatan tempur yang bermutu tinggi. Pertama kali penggunaan Angkatan Bersenjata pilihan ini adalah waktu ia menaklukkan daerah sekitar hingga sampai ke utara Yunani, kemudian berbalik ke selatan dan menaklukkan hampir seluruh Yunani. Kemudian Philip II membentuk federasi kota-kota Yunani dan dia sendiri jadi pemimpinnya.
Alexander Agung baru berusia dua puluh tahun. Philip II dengan cermat sudah melakukan persiapan untuk penggantinya dan Alexander muda sudah punya pengetahuan dan pengalaman kemiliteran yang lumayan. Dalam hal pendidikan intelektual, Philip II tidak mengabaikannya. Philip II mendatangkan guruuntuk mendidik Alexander, gurunya bernama Aristoteles, seorang yang mungkin paling cendikiawan dan filosof yang paling termasyhur di dunia masa itu. Dengan pengajaran yang diberikan Aristoteles, Alexander Agung menjadi pemegang kekuasaan terkuat dari Macedonia dan membawa Macedonia menjadi bangsa yang kuat.

2.3 Penaklukan Alexander Agung terhadap Persia
Selama dua ribu tahun bangsa Persia menguasai wilayah yang amat luas, membentang mulai dari Laut Tengah hingga India. Kendati Persia tidak lagi berada dalam puncak kehebatannya, namun masih tetap merupakan lawan yang tangguh dan disegani, kekaisaran yang paling luas, paling kuat dan paling kaya di muka bumi.
Alexander melancarkan serangan pertamanya ke Persia tahun 334 SM. Karena dia harus menyisihkan sebagian pasukannya di dalam negeri untuk memelihara dan mengawasi Eropa, Alexander hanya mempunyai 35.000 tentara yang menyertainya ketiks dia melakukan petualanga, suatu jumlah yang kecil tidak berarti jika dibandingkan dengan kekuatan Angkatan Bersenjata Persia. Di samping sejumlah kemalangan yang menimpanya, Alexander memenangkan serentetan kemenangan dalam gempurannya terhadap pasukan Persia. Ada tiga faktor yang menjadi sebab kemenangannya. Pertama, pasukan yang ditinggalkan ayahnya, Philip II, betul-betul terlatih dan terorganisir baik, lebih baik dari pasukan Persia. Kedua, Alexander sendiri seorang panglima perang yang genius, mungkin paling genius di sepanjang jaman. Ketiga, keberanian Alexander sendiri. Meskipun dia memimpin tahap-tahap pertama pertempuran belakang garis front, keputusan Alexander adalah memimpin sendiri pasukan berkuda yang memberi pukulan menentukan. Ini merupakan cara yang penuh resiko dan dia sering terluka dalam pertempuran macam begini. Tetapi pasukannya menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa Alexander betul-betul tidak kepalang tanggung menghadapi bahaya dan tak mau membebankan risiko pada pundak orang lain. Hal ini membawa akibat langsung dalam hal peningkatan moral prajurit yang meyakinkan.
Pertama Alexander memimpin pasukannya menerjang Asia Kecil, menghajar habis pasukan kecil Persia yang ditempatkan di situ. Kemudian dia bergerak menuju utara Suriah, menggilas pasukan besar Persia di kota Issus. Rampung ini dia balik badan menyerbu arah selatan, dan sesudah terlibat pertempuran berat dan sulit sepanjang tujuh bulan, dia berhasil menaklukkan kota pulau Phoenicia Tyre yang kini bernama Libanon. Tatkala Alexander sedang bertempur di Tyre, dia terima pesan dari Raja Persia mengwarkan separo kerajaannya buat Alexander asal saja Alexander bersedia menyetujui perjanjian perdamaian. Salah seorang jendral Alexander, Parmenio, mengganggap tawaran bagus dan layak diterima.
Sesudah Tyre jatuh, Alexander meneruskan gerakannya ke selatan. Gaza jatuh sesudah bertempur selama dua bulan. Mesir menyerah tanpa pertempuran apa pun. Sesudah menduduki Mesir, Alexander menetap sebentar sekedar memberi waktu istirahat bagi prajurit-prajuritnya. Di negeri itu, waqlupun umurnya baru dua puluh empat tahun, dia diberi anugerah gelar Firaun dan dinobatkan sebagai dewa. Sesudah dirasa cukup istirahat, Alexander dan pasukannya bergerak lagi kembali ke daratan Asia, dan dalam pertempuran hidup-mati yang menentukan di Arbela tahun 331 SM, dia sepenuhnya sudah melumpuhkan sebagian terbesar balatentara Persia.
Sesudah kemenangan gemilang itu Alexander memboyong tentaranya ke Babylon dan menerobos masuk ke kota-kota Persia, Suso dan Persepolis. Raja Persia Darius III (bukannya pendahulunya Darius Yang Agung) dibunuh oleh opsir-opsirnya di tahun 330 SM untuk mencegahnya menyerah kepada Alexander. Walau begitu, Alexander mengalahkan dan membunuh pengganti Darius, dan dalam pertempuran selama tiga tahun, dia sudah menaklukkan semua belahan timur negeri Iran dan mendesak terus ke Asia Tengah.
Dengan segenap Kekaisaran Persia berada di bawah telapak kakinya, Alexander selayaknya ambil keputusan kembali pulang ke negerinya dan mengorganisir daerah kekuasaannya. Tetapi, haus penaklukannya tak tertahankan lagi, karena itu dia meneruskan labrakannya ke Afganistan. Dari situ dia pimpin tentaranya melintasi pegunungan Hindu Kush menuju India. Dia peroleh serentetan kemenangan besar di bagian barat India dan bermaksud melanjutkan serangannya ke bagian timur India. Tetapi, pasukannya sudah lelah dan ngos-ngosan akibat bertempur bertahun-tahun, dan menolak meneruskan penyerbuan. Alexander kembali ke Persia, sesampainya ke Persia, Alexander menghabiskan waktu sekitar setahun untuk mengorganisir tentara dan wilayah kekaisaran yang dikuasainya. Alexander dibesarkan bersama keyakinan bahwa kebudayaan Yunani adalah satu-satunya kebudayaan yang unggul dan jempol dan semua bangsa yang bukan Yunani tak lain tak bukan adalah bangsa barbar. Keyakinan itu sudah tentu tersebar meluas di seluruh alam pikiran dan dunia Yunani, bahkan Aristoteles sendiri berpendapat begitu. Tetapi, lepas dari keberhasilannya menumpas habis tentara Persia, Alexander sadar bangsa Persia samasekali bukan bangsa barbar, dan orang-orang Persia bisa saja sama mampu dan sama pandai dengan orang Yunani. Oleh karena itu Alexander mengandung niat untuk menggabung kedua kekaisaran itu jadi satu, menggabungkan budaya dari kerajaan Graeco-Persia dengan dia sendiri tentu saja berada di atas tampuk pimpinan penguasa. Sejauh yang dapat kita pastikan, dia betul-betul berkehendak agar bangsa Persia merupakan partner sederajat dengan bangsa Yunani dan Macedonia. Dalam rangka melaksanakan rencana ini, dia memasukkan banyak sekali orang Persia ke dalam Angkatan Bersenjatanya. Dia juga mengadakan pesta apa yang disebutnya “Perkawinan Barat dan Timur” di mana ribuan tentara Macedonia secara resmi mengawini puteri-puteri Asia.

2.4 Macedonia menjadi Bangsa Kuat dan Hebat
Macedonia menajdi bangsa kuat dan hebat karena kepemimpinan raja Philip II dan anaknya Alexander Agung, pada masa pemerintahan Alexander Agung inilah Maedonia dapat menjadi bangsa yang kuat dan hebat, hal ini ditandai dengan keberhasilan Alexander Agung menaklukan daerah-daerah yang dikuasainya.

Saturday, May 7, 2011

NEGARA TIBET

Makalah Tibet
OLEH :
KELOMPOK VIII

Nama : Tri Septio Ningsih ( 352009049 )


Mata Kuliah : Sejarah Asia Timur
Kelas : Sejarah ( A )
Dosen Pembimbing : Alfabri, S.Pd




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2010 / 2011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini merupakan pembahasan mengenai Negara tibet ditinjau dari sejarah, geografi, bahasa, budaya, demogragfi dan ekonomi . Makalah ini pun dibuat sebagai acuan atau pegangan bagi guru, calon guru, maupun pembaca dari kalangan umum dan semua teman-teman.
Makalah ini penulis buat tidak luput dari kesalahan dalam penyajiannya maupun penulisannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca sehinnga makalah ini dapat menjadi lebih sempurna. Tidak lupa juga penulis ucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengasuh mata kuliah Sejarah Asia Timur, Alfabri, S.Pd yang telah banyak membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Semoga sumbangan fikiran ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca sekalian.




Palembang, Juni 2010

Penulis











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang………………………………… 4
I.2 Tujuan penulisan………………………………. 4
I.3 Manfaat penulisan……………………………... 5
I.4 Metodelogi…………………………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Tibet…………………………………..………. 6
II.2 Bahasa………………………………………… 6
II.3 Sejarah……………….. ……………………… 7
II.4 Geografi………………………………………. 10
II.5 Ekonomi…………………………………….... 13
II.6 Demografi…………………………………….. 14
II.7 Budaya..….. …………… …………………… 17
BAB III Penutup
III.1 Kesimpulan…………………………………… 20
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Masyarakat Tibet dipercayai berasal daripada orang-orang nomad yang hidup di steppe. Orang Cina dan orang "proto-Tibet-Myanmar" mungkin berpisah sebelum tahun 4000 SM ketika orang Cina mula menanam milet di lembah Sungai Kuning, manakala orang Tibet-Myanmar masih merupakan orang nomad. Tibet berpisah dengan orang Myanmar pada sekitar tahun 500 Masihi. [1][2] Dari segi bangsa, orang Tibet boleh dibahagikan kepada golongan brakisefalus atau kepala bulat (orang petani secara sejarah), dan golongan dolikosefalus atau kepala panjang (orang nomad atau bangsawan secara sejarah). Ini membayangkan penaklukan oleh orang nomad pada zaman lampau yang tidak tercatat. Kubu-kubu bukit dan kompleks-kompleks pengebumian Zaman Besi prasejarah baru-baru ini telah ditemui di penara Chang Tang, tetapi keterpencilan lokasinya telah menghalang penyelidikan arkeologi. Pengenalpastian permulaan bagi budaya ini ialah Budaya Zhang Zhung yang dihuraikan dalam teks kuno Tibet dan dikenali sebagai budaya asli agama Bön.
I.2 Tujuan Penulisan
Penulis mengangkat judul Negara Tibet ditinjau ditinjau dari sejarah, geografi, bahasa, budaya, demogragfi dan ekonomi . Sebagai tugas untuk memenuhi syarat mata kuliah Sejarah Asia Timur :
1. Agar mahasiswa dapat memahami Negara Tibet ditinjau ditinjau dari sejarah, geografi, bahasa, budaya, demogragfi dan ekonomi.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa sesuai bidang yang dipelajari.

I.3 Manfaat Penulisan
Adapun dalam penulisan ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
• Memperkaya wawasan, informasi dan pengetahuan bagi pembaca tentang Negara Tibet ditinjau ditinjau dari sejarah, geografi, bahasa, budaya, demogragfi dan ekonomi
• Sebagai salah satu media acuan atau pedoman bagi pembaca dalam memahami pelajaran Sejarah Asia Timur
• Dapat menjadi sarana pembelajaran bagi pembaca mengenai pelajaran Sejarah Asia Timur.

I.4 Metodologi
Metode yang digunakan dalam penulisan ini yakni metode literatur, dimana metode ini dilakukan dengan mempelajari buku-buku yang terkait dengan penyusunan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 TIBET

Tibet adalah sebuah wilayah dataran tinggi di Asia dan wilayah yang disengketakan , utara Himalaya. Ini adalah rumah bagi penduduk asli orang-orang Tibet , dan beberapa kelompok etnis lain seperti Monpas dan Lhobas , dan dihuni oleh sejumlah besar Han dan Hui orang. Tibet adalah wilayah tertinggi di bumi, dengan rata-rata ketinggian dari 4.900 meter (16.000 kaki Kadang-kadang disebut sebagai atap dunia .
Selama sejarah Tibet , tetapi sudah terjadi sebagai wilayah yang terpisah berdaulat daerah, badan independen tunggal dan sebagai bawahan di bawah kedaulatan Cina atau kedaulatan. Tibet pertama kali bersatu di bawah Raja Songtsän Gampo di abad ke-7 . Pada berbagai kesempatan dari 1640-an hingga 1950-an, pemerintah nominal dipimpin oleh Dalai Lama , sederetan pemimpin politik spiritual, diperintah sebagian besar wilayah Tibet. Selama beberapa periode ini, pemerintahan Tibet adalah bawahan kekaisaran Cina dari Dinasti Qing .
Pada tahun 1913 Dalai 13 Lama diusir Qing perwakilan dan pasukan dari apa yang sekarang Daerah Otonomi Tibet. Sementara pengusiran itu dilihat sebagai sebuah pernyataan otonomi Tibet, memproklamasikan kemerdekaan itu Tibet tidak diterima oleh pemerintah China , Tibet juga tidak menerima pengakuan diplomatik asing dan pada tahun 1945's kedaulatan Cina atas Tibet tidak dipertanyakan oleh PBB .
II.2 BAHASA

Bahasa Tibet umumnya diklasifikasikan sebagai Tibeto-Burman bahasa bahasa Sino-Tibet keluarga meskipun batas antara 'Tibet' dan tertentu lainnya Himalaya bahasa dapat jelas. Dari perspektif linguistik historis, Tibet paling menyerupai Burma antara bahasa utama di Asia. Pengelompokan kedua bersama-sama dengan bahasa yang tampaknya terkait lainnya dituturkan di Himalaya tanah, serta di dataran tinggi Asia Tenggara dan daerah perbatasan Tibet-Tiongkok, ahli bahasa umumnya menyimpulkan bahwa ada sebuah keluarga Tibeto-Burman bahasa. Lebih kontroversial adalah teori bahwa Tibeto-Burman keluarga itu sendiri bagian dari rumpun bahasa yang lebih besar, yang disebut Sino-Tibet , dan bahwa melalui itu Tibet dan Burma adalah sepupu jauh dari Cina. Bahasa ini dituturkan di berbagai dialek daerah yang, meskipun kadang-kadang saling dimengerti, secara umum tidak dapat dimengerti oleh speaker bentuk lisan berbeda Tibet. Hal ini digunakan di seluruh dataran tinggi Tibet dan Bhutan dan juga dituturkan di bagian Nepal dan India bagian utara, seperti Sikkim .
Secara umum, dialek Tibet pusat (termasuk Lhasa), Kham , Amdo dan beberapa daerah terdekat yang lebih kecil dianggap dialek Tibet. Bentuk-bentuk lain, terutama Dzongkha , Sikkim , Sherpa , dan Ladakhi , dianggap oleh penutur mereka, sebagian besar untuk alasan politik, untuk menjadi bahasa terpisah. Namun, jika kelompok akhir-jenis bahasa Tibet termasuk dalam perhitungan lalu 'lebih besar Tibet' dituturkan oleh sekitar 6 juta orang di seluruh Dataran tinggi Tibet.
Tibet juga dituturkan oleh sekitar 150.000 penutur pengasingan yang telah melarikan diri dari Tibet modern ke India dan negara lainnya. Meskipun Tibet berbicara bervariasi menurut wilayah, bahasa tertulis, berdasarkan Klasik Tibet , konsisten di seluruh. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh-berdiri lama kerajaan Tibet, yang pemerintahannya memeluk (dan diperpanjang pada waktu jauh melebihi) linguistik Tibet daerah ini, yang membentang dari utara Pakistan di barat sampai Yunnan dan Sichuan di timur, dan dari utara Kokonor danau (Qinghai) selatan sejauh Bhutan. Bahasa Tibet memiliki sendiri script yang saham dengan Ladakhi dan Dzongkha , dan yang berasal dari India kuno Brahmi script.
II.3 SEJARAH

Sejarah umum Tibet dimulai dengan aturan Songtsän Gampo (604-650 M) yang bersatu bagian Yarlung River Valley dan mendirikan Kekaisaran Tibet. Dia juga membawa banyak reformasi dan kekuatan Tibet menyebar cepat menciptakan kerajaan besar dan kuat. Pada 640 ia menikah dengan Putri Wencheng , keponakan dari kaisar Cina kuat Taizong dari Dinasti Tang Cina .
Berdasarkan beberapa raja-raja Tibet berikutnya, Buddhisme menjadi ditetapkan sebagai agama negara dan kekuasaan Tibet meningkat lebih jauh di daerah yang luas di Asia Tengah, sementara terobosan besar dilakukan ke wilayah Cina, bahkan mencapai Tang modal 's Chang'an (modern Xi ' sebuah ) pada akhir 763. Namun, pendudukan Chang'an Tibet hanya berlangsung selama lima belas hari, setelah itu mereka dikalahkan oleh Tang dan sekutu nya, Turki Uyghur Khaganate . Nanzhao (di Yunnan dan daerah tetangga) tetap berada di bawah kontrol Tibet 750-794, ketika mereka berpaling pada penguasa Tibet dan membantu menimbulkan Cina kekalahan serius di Tibet.
Dalam 747 itu, yang terus Tibet adalah kendur oleh kampanye umum Xianzhi Gao , yang mencoba membuka kembali komunikasi langsung antara Asia Tengah dan Kashmir . Dengan 750 orang Tibet telah kehilangan hampir seluruh Asia Tengah milik mereka ke Cina . Namun, setelah kekalahan Xianzhi's Gao oleh orang-orang Arab dan Qarluqs pada Pertempuran Talas (751), pengaruh Cina menurun dengan cepat dan pengaruh Tibet kembali.
• Abad 13, 14 dan 15
Khuden pangeran Mongolia menaklukkan Tibet pada 1240-an dan membuat Pandita Sakya raja muda Tibet Mongolia untuk Tengah, meskipun provinsi timur Kham dan Amdo tetap di bawah kekuasaan Mongol langsung. Ketika Kubilai Khan mendirikan Dinasti Yuan di 1271, Tibet menjadi bagian dari itu. Antara 1346 dan 1354, Tai Situ Changchub Gyaltsen menggulingkan Sakya dan mendirikan dinasti Phagmodrupa .
• Abad 16 dan 17
Pada 1578, Altan Khan dari Tümed Mongol memberi Sonam Gyatso , seorang lama sekolah tinggi Gelugpa, nama Dalai Lama; Lama Mongolia menjadi terjemahan dari nama Tibet Gyatso, atau "Samudera".
Orang-orang Eropa pertama yang tiba di Tibet adalah Portugis misionaris António de Andrade dan Manuel Marques di 1624. Mereka disambut oleh Raja dan Ratu Guge , dan diizinkan untuk membangun sebuah gereja dan untuk memperkenalkan iman Kristen. Raja Guge bersemangat menerima Kristen sebagai pengaruh agama offsetting untuk mencairkan yang berkembang Gelugpa dan untuk mengimbangi saingan potensial dan mengkonsolidasikan posisinya.
Pada 1630-an, Tibet menjadi dilibatkan dalam perebutan kekuasaan antara naik Manchu dan berbagai Mongol dan Oirat faksi. Güshi Khan dari Khoshud menjadi tuan atas Tibet, dan bertindak sebagai "Pelindung Gereja Kuning". Güshi membantu Dalai Lama kelima memantapkan dirinya sebagai spiritual tertinggi dan otoritas politik di Tibet dan menghancurkan semua saingan potensial.
• Abad 18
The Dinasti Qing menempatkan Amdo di bawah kendali mereka di tahun 1724, dan dimasukkan timur Kham ke provinsi tetangga Cina di 1728. [25] Pemerintah Qing mengirim komisaris penduduk, disebut Amban , ke Lhasa. Abad ke-18 melihat beberapa kontak dengan Jesuit dan Kapusin dari Eropa, dan tahun 1774 seorang bangsawan Skotlandia, George Bogle , datang ke Shigatse untuk menyelidiki perdagangan bagi British East India Company.
• Abad 19
Namun, pada abad ke-19 situasi di Tibet asing tumbuh lebih lemah. The Kerajaan Inggris itu melanggar dari India bagian utara ke Himalaya , yang Emirat Afganistan dan Kekaisaran Rusia yang melakukan ekspansi ke Asia Tengah dan kekuasaan masing-masing menjadi curiga terhadap orang lain 'niat di Tibet. Sándor Korosi Csoma , ilmuwan Hungaria menghabiskan 20 tahun di Inggris India (4 tahun di Ladakh ) mencoba untuk mengunjungi Tibet.
• Abad ke-20
Pada tahun 1904, sebuah ekspedisi Inggris ke Tibet di bawah komando Kolonel Francis Younghusband , disertai dengan pengawalan militer yang besar, menyerbu Tibet dan mencapai Lhasa. Pihak Inggris didorong sebagian oleh rasa takut bahwa Rusia adalah memperluas kekuasaannya ke Tibet, dan sebagian dengan harapan bahwa perundingan dengan Dalai Lama akan lebih efektif dibandingkan dengan perwakilan Cina. Tapi dalam perjalanan ke Lhasa, Younghusband banyak dibantai Tibet pasukan di Gyangzê yang berusaha menghentikan kemajuan Inggris. Ketika misi mencapai Lhasa, Younghusband memberlakukan perjanjian yang kemudian menolak, dan digantikan dengan suatu perjanjian 1906 ditandatangani antara Britania dan Cina. Pada 1910, pemerintah Qing mengirim ekspedisi militer sendiri untuk mendirikan pemerintahan Cina langsung dan dipecat Dalai Lama dalam sebuah dekrit kekaisaran.
• Memproklamasikan Kemerdekaan
Dalai Lama ke-13 kembali ke Tibet dari India pada Juli 1912 (setelah jatuhnya dinasti Qing), dan diusir, Amban dan semua pasukan Cina. Pada tahun 1913, Dalai Lama mengeluarkan proklamasi yang menyatakan bahwa hubungan antara Kaisar Cina dan Tibet "telah bahwa dari pelindung dan imam dan tidak didasarkan pada subordinasi satu sama lain". "Kami adalah, kecil agama, dan bangsa independen," proklamasi lanjutan. Untuk tahun berikutnya tiga puluh enam, Tibet menikmati kemerdekaan de facto sementara Cina bertahan pada era Warlord , perang saudara , dan Perang Dunia II .
II.4 GEOGRAFI
Secara tradisional, Barat (Eropa dan Amerika) sumber telah menganggap Tibet sebagai berada di Asia Tengah , meskipun itu peta ini menunjukkan kecenderungan menuju mempertimbangkan semua China modern, termasuk Tibet, untuk menjadi bagian dari Asia Timur . Beberapa lembaga akademis juga termasuk Tibet pada mereka Asia Selatan program studi. Tibet barat Cina tepat , dan dalam Cina , Tibet dianggap sebagai bagian dari Xībù, sebuah istilah yang biasanya diterjemahkan oleh media Cina sebagai "Bagian Barat", yang berarti " Barat Cina ". Tibet memiliki beberapa gunung tertinggi di dunia, dengan beberapa dari mereka membuat daftar sepuluh besar. Gunung Everest , pada 8.848 meter (29.029 kaki), adalah gunung tertinggi di bumi, yang terletak di perbatasan dengan Nepal . Beberapa sungai besar sumbernya di Plateau Tibet (terutama di Provinsi Qinghai saat ini). Ini termasuk Yangtze , Sungai Kuning , Sungai Indus , Mekong , Gangga , Salween dan Yarlung Zangbo Sungai ( Sungai Brahmaputra ). The Grand Canyon Yarlung Zangbo , di sepanjang Sungai Yarlung Zangbo , adalah salah satu lembah terdalam dan terpanjang di dunia . The Indus dan sungai Brahmaputra berasal dari sebuah danau (TIB: Tso Mapham) di Western Tibet, dekat Gunung Kailash . Gunung adalah sebuah situs ziarah suci bagi Hindu dan Tibet. Orang Hindu menganggap gunung sebagai tempat tinggal Dewa Siwa. Nama Tibet untuk Mt. Kailash is Khang Rinpoche. Kailash adalah Khang Rinpoche. Tibet memiliki ketinggian danau tinggi banyak disebut di Tibet sebagai TSO atau co. Ini termasuk Qinghai Lake , Danau Manasarovar , Namtso , Pangong Tso , Yamdrok Lake , Siling Co , Lhamo La-TSO , Lumajangdong Co , Danau Puma Yumco , Danau Paiku , Danau Rakshastal , Dagze Co dan Dong Co .
Danau Qinghai (Koko Nor) adalah danau terbesar di Republik Rakyat Cina. Suasananya sangat kering sembilan bulan tahun, dan salju tahunan rata-rata hanya 18 inci, karena bayangan hujan pegunungan dimana efek mencegah kelembaban dari laut dari mencapai dataran tinggi. Melewati Barat menerima sejumlah kecil salju segar setiap tahun namun tetap traversable sepanjang tahun. suhu rendah adalah lazim di seluruh wilayah ini barat, di mana ketandusan suram yang tak henti-hentinya oleh vegetasi di luar ukuran semak-semak rendah, dan di mana angin menyapu dicentang di bentangan luas padang gersang. India musim diberikannya beberapa pengaruh di Tibet timur. Tibet Utara tunduk pada suhu tinggi di musim panas dan dingin intens di musim dingin. Budaya Tibet terdiri dari beberapa daerah. Ini termasuk Amdo (MDO A) di timur laut, yang berada di bawah administrasi sebagai bagian dari provinsi Qinghai , Gansu dan Sichuan . Kham (Khams) di tenggara, dibagi antara Sichuan barat, utara Yunnan , Qinghai selatan dan timur bagian dari Daerah Otonomi Tibet. U-Tsang dbus) gTsang (U di, pusat Tsang di pusat, barat dan Ngari (mNga 'RIS () di wilayah barat) menutupi bagian tengah dan barat dari Daerah Otonomi Tibet. Distribusi Amdo dan Kham timur ke provinsi sekitarnya diprakarsai oleh Kaisar Yongzheng selama abad ke-18 dan telah terus dipertahankan oleh pemerintah Cina berturut-turut. Bagian timur yang efektif saat ini batas antara China dan India adalah McMahon Line . Jalur Selatan McMahon antara Cina dan India, wilayah di China dikenal sebagai Tibet Selatan , diklaim oleh Republik Rakyat Cina dan Republik Cina sebagai bagian dari Daerah Otonomi Tibet . Saat ini dikelola oleh India sebagai bagian mayoritas negara bagian Arunachal Pradesh . Pemerintah Tibet di Lhasa mengubah posisinya di Jalur McMahon pada akhir 1947 ketika pemerintah Tibet lokal menulis pesan disampaikan kepada Menteri India yang baru merdeka dari Luar Negeri petelur tagihan kepada Tawang (sebagian besar dihuni oleh etnis Tibet) di sebelah selatan McMahon Line. Namun, saat ini pemerintah Tibet di pengasingan yang didirikan pada tahun 1959, tidak termasuk wilayah selatan garis McMahon dalam klaim resmi mereka wilayah Tibet. Ia juga menerima Line McMahon sebagai perbatasan resmi antara tenggara Tibet dan India. pengaruh budaya Tibet meluas ke negara-negara tetangga dari Bhutan , Nepal , wilayah India seperti Sikkim , Ladakh , Lahaul , dan Spiti , dan provinsi berdekatan Cina di mana agama Buddha Tibet adalah agama dominan.
• Kota dan Desa
Ada lebih dari 800 pemukiman di Tibet. Lhasa adalah ibukota tradisional Tibet dan ibukota Daerah Otonomi Tibet. Ini mengandung dua situs warisan dunia - di Istana Potala dan Norbulingka , yang merupakan tempat tinggal dari Dalai Lama . . Lhasa berisi sejumlah kuil dan biara-biara yang signifikan, termasuk Jokhang dan Ramoche Temple . Shigatse adalah kota terbesar kedua di Tibet, Lhasa barat. Gyantse dan Chamdo juga di antara yang terbesar. Kota-kota lain di Tibet budaya meliputi, Nagchu , Nyingchi , Nedong , Barkam , Sakya , Gartse , Pelbar , Lhatse , dan Tingri ; di Sichuan , Kangding (Dartsedo); di Qinghai , Jyekundo atau Yushu, machen , dan Golmud . Ada juga sebuah pemukiman besar Tibet di India Selatan dekat Kushalanagara . India menciptakan pemukiman bagi para pengungsi Tibet yang melarikan diri ke India.
II.5 EKONOMI
Ekonomi Tibet didominasi oleh pertanian subsistensi . Karena lahan terbatas, pendudukan utama dari Dataran tinggi Tibet adalah memelihara ternak, seperti domba , sapi , kambing , unta , yak , dzo , dan kuda .. Tanaman utama tumbuh adalah barley, gandum, soba , gandum, kentang, dan berbagai macam buah-buahan dan sayuran. Tibet adalah peringkat yang terendah di antara yang 31 Cina propinsi, pada Indeks Pembangunan Manusia menurut PBB data Program Pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir, karena meningkatnya minat dalam Buddhisme Tibet, pariwisata telah menjadi penting sektor semakin, dan secara aktif dipromosikan oleh pemerintah. Pariwisata mendatangkan pendapatan besar dari penjualan kerajinan. Ini termasuk topi Tibet, perhiasan (perak dan emas), barang kayu, pakaian, selimut, kain, karpet Tibet dan karpet. Pemerintah pusat yang membebaskan Tibet dari pajak semua dan memberikan 90% dari pengeluaran pemerintah di Tibet. The Qingzang kereta api yang menghubungkan daerah untuk Qinghai di Cina benar dibuka pada tahun 2006. Pemerintah mengklaim bahwa garis Cina akan mempromosikan perkembangan Tibet miskin. Para penentang berpendapat kereta api akan merugikan Tibet.
Pada bulan Januari 2007, pemerintah Cina mengeluarkan laporan yang menguraikan penemuan endapan mineral yang besar di bawah Dataran tinggi Tibet . Deposito ini memiliki nilai estimasi $ 128.000.000.000 dan mungkin ganda cadangan Cina seng, tembaga, dan timah. Pemerintah Cina melihat ini sebagai cara untuk mengurangi ketergantungan bangsa pada impor mineral asing untuk ekonomi berkembang. Namun, para kritikus khawatir bahwa pertambangan sumber daya yang luas akan membahayakan ekosistem yang rapuh Tibet dan merusak budaya Tibet. Pada tanggal 15 Januari 2009, Cina mengumumkan pembangunan pertama Tibet tol , sebuah bentangan 37,9 kilometer jalan di Lhasa barat daya. Proyek ini akan menelan biaya 1550000000 yuan ( $ 227.000.000). Dari 18-20 Januari, 2010 konferensi nasional di Tibet dan daerah dihuni oleh warga Tibet di Sichuan, Yunnan, Gansu dan Qinghai diadakan di Cina dan rencana besar untuk meningkatkan pembangunan daerah diumumkan. Konferensi ini dihadiri oleh Presiden Cina Hu Jintao , Wu Bangguo , Wen Jiabao , Jia Qinglin , Li Changchun , Xi Jinping , Li Keqiang , Dia Guoqiang dan Zhou Yongkang sinyal komitmen para pemimpin Cina senior untuk pengembangan wilayah Tibet Tibet dan etnisRencananya peningkatan pendapatan Tibet pedesaan untuk standar nasional tahun 2020 dan pendidikan gratis untuk semua anak Tibet pedesaan. Cina telah menginvestasikan 310.000.000.000 yuan (sekitar $ 45600000000) di Tibet sejak tahun 2001. "Tibet PDB akan mencapai 43700000000 yuan pada tahun 2009, naik 170 persen dari tahun 2000 dan posting pertumbuhan tahunan sebesar 12,3 persen selama tahun terakhir sembilan." [72] Orang Cina menyalahkan kerusuhan etnis tahun 2008 tentang "separatis pasukan yang dipimpin oleh kelompok Dalai ", orang Tibet tentang" penindasan praktek Buddhis tradisional dan atas masuknya imigran etnis Han ke daerah-daerah Tibet ".
II.6 DEMOGRAFI
Secara historis, penduduk Tibet terutama terdiri dari etnis Tibet dan beberapa kelompok etnis lain. Menurut tradisi asli nenek moyang orang-orang Tibet, yang diwakili oleh enam band merah di bendera Tibet, adalah: Se, Mu, Dong, Tong, Dru dan Ra. Kelompok-kelompok etnis tradisional dengan penduduk yang signifikan atau dengan mayoritas kelompok etnis berada di Tibet (tidak termasuk wilayah sengketa dengan India ) termasuk orang Bai , Blang , Bonan , Dongxiang , Han , Hui Cina , Lhoba , orang Lisu , Miao , Mongol , Monguor (Tu orang) , menba (Monpa) , Mosuo , Nakhi , Qiang , orang Nu , Pumi , Salar , dan orang-orang Yi . Masalah proporsi Cina Han penduduk di Tibet adalah salah satu politik yang sensitif dan diperdebatkan. Pusat Administrasi Tibet, sebuah kelompok pengasingan, mengatakan bahwa RRC telah secara aktif dibanjiri Tibet dengan Cina Han migran untuk mengubah demografi makeup's Tibet.
II.7 BUDAYA
Budaya Tibet berkembang di bawah pengaruh sejumlah faktor. Tibet spesifik kondisi geografis, yaitu pada puncak musim ketinggian nya, semakin pendek, dan cuaca dingin telah mendorong ketergantungan pada pastorialism, serta pengembangan masakan yang berbeda dari daerah sekitarnya. Kontak dengan negara-negara tetangga dan budaya-termasuk India, Cina, dan Mongolia-telah mempengaruhi perkembangan budaya Tibet, namun keterpencilan wilayah Himalaya dan tidak terjangkaunya telah diawetkan pengaruh lokal yang khas. Buddhisme telah diberikan pengaruh yang sangat kuat pada budaya Tibet sejak diperkenalkan di abad ke-7. Seni, sastra, dan semua musik mengandung unsur agama Buddha, dan Buddha itu sendiri telah mengadopsi bentuk yang unik di Tibet, dipengaruhi oleh Bon tradisi dan kepercayaan lokal lainnya.
• Agama
Tibet Buddhisme
Agama sangat penting bagi Tibet dan memiliki pengaruh kuat atas segala aspek kehidupan. Bon adalah agama kuno di Tibet, tetapi telah hampir bayangi oleh Buddhisme Tibet , suatu bentuk khas Mahayana dan Vajrayana , yang diperkenalkan ke Tibet dari tradisi Buddhis Sansekerta dari India utara. Buddha Tibet dipraktikkan tidak hanya di Tibet tetapi juga di Mongolia , India bagian utara, Republik Buryat , yang Republik Tuva , dan di Republik Kalmykia dan beberapa bagian lainnya di Cina selain TibetSelama Cina Revolusi Kebudayaan , hampir semua Tibet biara yang diobrak-abrik dan dihancurkan oleh Pengawal Merah . Sebuah biara beberapa sudah mulai membangun kembali sejak tahun 1980-an (dengan dukungan terbatas dari pemerintah Cina) dan kebebasan beragama yang lebih besar telah diberikan - meskipun masih terbatas. Monks kembali ke biara di Tibet dan melanjutkan pendidikan monastik meskipun jumlah rahib dikenakan adalah sangat terbatas.
Tibet Buddhisme memiliki empat tradisi utama (pa sebanding dengan akhiran "er" dalam bahasa Inggris):
• Gelug (pa) , Jalan Kebajikan, juga dikenal sebagai Yellow Hat santai, yang rohani kepala adalah Ganden Tripa dan yang temporal kepala adalah Dalai Lama . Successive Dalai Lamas ruled Tibet from the mid-17th to mid-20th centuries. Berturut-turut memerintah Tibet Dalai Lamas dari pertengahan abad ke-17 ke-20. Perintah ini didirikan pada 14 sampai abad 15 oleh Je Tsongkhapa , berdasarkan dasar-dasar Kadampa tradisi. Dalai Lama milik sekolah Gelugpa, dan dianggap sebagai perwujudan dari Bodhisattva dari Compassion.
• Yang pertama, Kagyu Dagpo, meliputi sekolah-sekolah Kagyu yang dapat dilacak kembali sampai Gampopa Pada gilirannya, Kagyu Dagpo terdiri dari empat sub-sekte utama: yang Kagyu Karma , dikepalai oleh seorang Karmapa , Kagyu Tsalpa, Kagyu Barom, dan Pagtru Kagyu. Sekali-jelas Shangpa Kagyu , yang terkenal diwakili oleh guru abad ke-20 Kalu Rinpoche , jejak sejarahnya kembali ke India Niguma master, adik dari pemegang garis keturunan Kagyu Naropa . Ini adalah tradisi lisan yang sangat prihatin dengan dimensi pengalaman meditasi. eksponen yang paling terkenal adalah Milarepa, seorang mistik abad kesebelas.
• Nyingma (pa) , The Ancient Ones. Ini adalah yang tertua, urutan asli yang didirikan oleh Padmasambhava .
• Sakya (pa) , Grey Bumi, dipimpin oleh Trizin Sakya , didirikan oleh Khon Konchog Gyalpo, seorang murid dari Drokmi besar penerjemah Lotsawa. Sakya Pandita 1182-1251CE adalah cucu besar Khon Konchog Gyalpo. beasiswa sekolah ini menekankan.
Islam
Muslim telah hidup di Tibet sejak awal abad kedelapan atau kesembilan. Di kota-kota Tibet, ada komunitas kecil Muslim , yang dikenal sebagai Kachee (Kache), yang menelusuri asal mereka untuk imigran dari tiga wilayah utama: Kashmir (Kachee Yul di Tibet kuno), Ladakh dan Asia Tengah Turki negara. pengaruh Islam di Tibet juga datang dari Persia. Setelah 1959 sekelompok Muslim Tibet membuat kasus kewarganegaraan India berdasarkan akar sejarah mereka ke Kashmir dan pemerintah India menyatakan bahwa semua warga Muslim Tibet India kemudian pada tahun itu. Muslim kelompok etnis lain yang telah lama dihuni Tibet termasuk Hui , Salar , Dongxiang dan Bonan . Ada juga seorang Cina Muslim yang didirikan masyarakat baik (Gya kachee), yang jejak keturunan yang kembali ke Hui kelompok etnis Cina.
Kekristenan
Orang-orang Kristen pertama yang mencapai Tibet diragukan lagi Nestorian dari berbagai yang tetap dan prasasti telah ditemukan di Tibet dan mereka juga hadir di kamp kekaisaran Möngke Khan di Shira Ordo mana mereka diperdebatkan di 1256 dengan Karma Pakshi (1204/6-83) , kepala Karma Kagyu ketertiban.
Roma Katolik Jesuit dan Kapusin tiba dari Eropa pada abad ke-17 dan ke-18. Beberapa ahli percaya misionaris Portugis Pastor Antonio de Andrade dan Brother Manuel Marques pertama mencapai Kerajaan Gelu di Tibet barat di 1624 dan disambut oleh keluarga kerajaan yang memungkinkan mereka untuk membangun sebuah gereja di kemudian hari. 1627 Dengan , ada sekitar seratus mengkonversi lokal dalam kerajaan Guge. Kemudian, agama Kristen diperkenalkan kepada Rudok , Ladakh dan Tsang dan disambut oleh penguasa kerajaan Tsang , di mana Andrade dan rekan-rekannya mendirikan sebuah pos Jesuit di Shigatse pada 1626. Beberapa sumber menyarankan misionaris Jesuit Pertama adalah Johann Grueber yang, sekitar tahun 1656, melintasi Tibet dari Sining ke Lhasa (di mana dia menghabiskan sebulan), sebelum menuju ke Nepal. Dia diikuti oleh orang lain yang benar-benar membangun sebuah gereja di Lhasa.
Kristen digunakan oleh beberapa penguasa Tibet dan pengadilan mereka dan Karmapa sekte biksu untuk mengimbangi mempengaruhi dari Gelugpa sekte di abad ketujuh sampai di tahun 1745 ketika semua misionaris diusir di Lama's desakan. Pada 1877, Protestan James Cameron dari China Inland Mission berjalan dari Chongqing ke Batang di Prefektur Otonomi Tibet Garzê , Sichuan Provnice, dan "membawa Injil kepada orang-orang Tibet. Dimulai pada abad ke-20, di Prefektur Otonomi Tibet Diqing di Yunnan, sejumlah besar orang Lisu dan beberapa Yi dan orang-orang Nu dikonversi menjadi Kristen . sebelumnya misionaris terkenal termasuk James O. Fraser , Alfred James Broomhall dan Isobel Kuhn dari China Inland Mission, antara lain yang aktif di daerah ini.
• Seni Tibet
Thangka lukisan, sebuah syncrestism dari Cina -lukisan gulir dengan Nepal dan Kashmir lukisan, muncul sekitar abad ke-11. Persegi panjang dan dicat pada kapas atau linen, mereka biasanya motif tradisional yang menggambarkan, astrologi, dan teologis mata pelajaran agama, dan kadang-kadang Mandala . Untuk memastikan bahwa gambar tidak akan memudar, pigmen organik dan mineral yang ditambahkan, dan lukisan yang dibingkai dalam broadcades sutra warna-warni.
• Masakan
Masakan Tibet adalah sangat berbeda dari negara tetangga, karena hanya beberapa tanaman (tidak termasuk beras ) tumbuh pada ketinggian tinggi. Yang paling penting adalah tanaman barley . Adonan dibuat dari tepung jelai, yang disebut tsampa , adalah makanan pokok dari Tibet . Daging hidangan yang mungkin yak , kambing , atau kambing , sering kering, atau dimasak menjadi pedas rebus dengan kentang . Mustard biji dibudidayakan di Tibet, dan oleh karena itu fitur berat dalam masakan tersebut. Yak yoghurt , mentega dan keju sering dimakan, dan siap yoghurt juga dianggap sesuatu yang prestise item.
Tibet lain makanan termasuk:
• Balep korkun - Tibet pusat flatbread yang dibuat pada wajan bukan di oven.
• Thenthuk - jenis cuaca dingin sup dibuat dengan mie dan berbagai sayuran.
Di kota-kota besar dan kota Tibet banyak restoran sekarang melayani gaya Cina makanan Sichuan . impor Barat dan hidangan fusi, seperti yak goreng dan keripik, juga populer. Namun demikian, banyak restoran kecil melayani makanan tradisional Tibet bertahan di kedua kota dan pedesaan.
Jasmine teh dan yak teh mentega mabuk. Minuman beralkohol meliputi:
• Chang , bir biasanya terbuat dari jelai
• Raksi , anggur beras
• Arsitektur
Tibet arsitektur berisi Cina dan India pengaruh, dan mencerminkan sangat Buddha pendekatan. Buddha roda doa , bersama dengan dua rusa atau naga, dapat dilihat pada hampir setiap Gompa di Tibet Desain dari Tibet Chörtens dapat bervariasi, dari dinding berbentuk agak bundar di Kham untuk persegi, dinding sisi empat di Ladakh .
Fitur yang paling tidak biasa arsitektur Tibet adalah bahwa banyak rumah dan biara-biara dibangun pada ditinggikan, situs cerah menghadap selatan, dan sering dibuat dari campuran batu, kayu, semen dan bumi. bahan bakar Little tersedia untuk panas atau pencahayaan, atap begitu datar dibangun untuk melestarikan panas, dan beberapa jendela yang dibangun untuk membiarkan sinar matahari. Dinding biasanya ke dalam kemiringan 10 derajat sebagai pencegahan terhadap gempa bumi sering terjadi di daerah pegunungan.

BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Tibet telah terlepas dari konflik antara Dalai Lama dengan Pemerintah Pusat China, daerah Tibet telah mengalami banyak kemajuan. Sejumlah daerah otonom telah dibentuk di daerah Tibet sejak 1950-an. Meliputi Daerah Otonomi Tibet, yaitu Yushu, Hainan, Huangnan, Haibei dan Golog prefektur otonom Tibet dan Haixi Mongolia, Tibet dan Prefektur Otonomi Kazak di Qinghai Propinsi, Gannan Prefektur Otonomi Tibet dan Kabupaten Tianzhu Otonomi Tibet di Provinsi Gansu, sedangkan Aba Garze dan prefektur otonom Tibet di Provinsi Sichuan, dan Prefektur Otonomi Tibet Diqing di Propinsi Yunnan.
Sejak 1980, Pemerintah China telah memperkenalkan serangkaian kebijakan khusus yang memungkinkan orang-orang Tibet untuk mendapatkan kembali kekuatan mereka dan menata kembali kerusakan yang mereka alami selama "revolusi budaya" (1966-1976). Mencakup kebijakan pengampunan pajak pada perusahaan dan individu untuk waktu terdahulu dan akan datang, otorisasi penggunaan lahan pribadi dan ternak oleh rumah tangga dalam jangka panjang, sementara kepemilikan tanah negara, hutan dan padang rumput ditetapkan kembali. perlindungan terhadap petani dan penggembala dan mendorong produksi dari diversifikasi ekonomi yang didasarkan terutama pada kebutuhan rumah tangga. Semua ini telah mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Tibet juga telah mendapat dukungan dan bantuan dari pemerintah pusat dan daerah-daerah lain di Cina. Pada tahun 1952 hingga 1984, pemerintah pusat memberikan total 7,9 miliar yuan ke Tibet dalam bentuk hibah keuangan.

Friday, May 6, 2011

Peperangan Antar Umat Beragama

PRAHARA PERANG SALIB
A. Pendahuluan
Perang Salib (The Crusades War) adalah serangkaian perang antara umat beragama Islam dan umat Nasrani, yang terjadi ± pada tahun 1905-1291 M. Bersama dengan berkobarnya perang Salib, di Eropa muncul kekuatan golongan Kesatria untuk melindungi agama Nasrani. Munculnya golongan ini karena masing-masing negeri Nasrani membutuhkan prajurit yang gagah berani, yang dapat menahan serangan musuh dari luar. Untuk mempercepat gerakannya, prajurit ini menaiki kuda dan untuk melindungi badannya mereka memakai baju zirah besi sedangkan mukanya dilindungi oleh topeng besi, senjata yang digunakan yaitu tombak, pedang, kapak dan panah. Prajurit Nasrani ini juga menggunakan salib sebagai simbol perang suci.
Karena golongan kesatria ini jika berperang tidak menerima upah dari raja, maka yang hanya dapat masuk golongan kesatria hanya orang-orang kaya dan mempunyai tanah yang luas. Sebagai kanak-kanak, kesatria itu menjabat pangkat sebagai kesatria anak-anak ialah pengikut raja, untuk mengikuti dan mempelajari adat-istiadat. Jika usianya sudah lanjut, mereka menjadi pembawa tameng, yaitu pembantu kesatria dalam berperang. Sehingga, mereka dapat mempelajari hal ihwal perang. Bila sudah berumur 20 tahun mereka harus menempuh ujian perang untuk mengetahui siasat dan keunggulan tentang perang, jika sudah lulus maka mereka dinyatakan menjadi kesatria.
Didalam ujiannya golongan kesatria ini harus melakukan kegiatan seperti : berjaga-jaga selama satu malam dalam gereja dengan membawa pedang dan senjata lainnya yang diletakkan diatas tempat suci gereja untuk ditahbiskan (disucikan) oleh pendeta sedangkan kesatria-kesatria baru ini harus berjanji : 1. Setia kepada raja (tuannya), 2. Melindungi gereja (agama), para wanita dan anak-anak piatu. Untuk melatih kekuatan fisiknya, kesatria beberapa waktu melakukan latihan perang.
Karena para kesatria berjanji akan melindungi agama (Nasrani), maka ketika agama Nasrani diganggu atau mendapat perlawanan dari umat Islam, kesatria-kesatria Eropa dengan serentak bersatu menghadapi lawannya. Hal ini nampaknya terjadi ketika orang-orang Nasrani melakukan ziarah ke Palestina. Dimana pada tahun 1033 Asia Barat dikalahkan oleh bangsa Turki Seljuk dibawah pimpinan Toghrulbeg. Sehingga, sejak saat itu orang-orang Nasrani mengalami kesulitan untuk berziarah ke Palestina (Yerussalem).
Oleh karena itu, untuk memperoleh keleluasaan berziarah ketanah suci Nasrani (Yerussalem), pada tahun 1095 di Clenmont (Perancis) Paus Urbanus II menyerukan kepada umat Nasrani di Eropa untuk melakukan perang suci. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, karena pasukan Nasrani dalam berperang memakai tanda salib pada pakaian yang dipakainya sebagai lambang.
Perang Salib yang berlangsung 200 tahun lamanya (1095-1291 M) telah bertujuan untuk merebut kota suci Palestina, tempat “Tapak Tuhan Berpijak” dari tangan kaum muslimin. Peperangan ini banyak memakan korban baik jiwa maupun harta bahkan hasil kebudayaan yang tidak sedikit jumlahnya. Perang ini meninggalkan sejarah kelam bagi kedua golongan agama tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, tulisan ini dimaksudkan untuk menggambarkan peristiwa perang Salib, yang sangat menyedihkan bagi kedua pihak yang bertikai yaitu baik terhadap golongan Nasrani maupun golongan umat Islam. Sebagai gambaran perang terdashyat umat beragama.
B. Faktor-Faktor Peneyebab Perang Salib
Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya perang Salib. Adapun yang menjadi faktor penyebab terjadinya perang Salib ada tiga hal yaitu, agama, politik dan sosial ekonomi.
1. Faktor Agama
Baitul Maqdis yang disucikan orang Nasrani jatuh ketangan Islam, yaitu Bani Seljuk. Hal ini menyebabkan pihak Nasrani merasa tidak lagi bebas berziarah ketempat suci mereka itu karena penguasa Bani Seljuk menetapkan sejumlah peraturan yang ditujukan kepada orang yang hendak menziarahi Baitul Maqdis. Penziarahan ke Yerussalem merupakan suatu keyakinan bahwa tidak ada yang bisa membebaskan diri mereka (orang-orang Nasrani), kecuali amal saleh seperti ziarah ketempat suci. Pahala yang besar akan diperoleh bagi mereka yang melakukan ziarah. Terlebih lagi, pahala akan lebih besar lagi diperoleh apabila memerangi orang-orang Islam. Dengan ikut berperang melawan orang-orang Islam (menurut orang-orang Nasrani) maka segala dosa yang ada dapat ditebus. Para penziarah (Nasrani) ini sering mengeluh mendapat perlakuan yang buruk dari orang-orang Islam.
Sebagaimana diketahui, bahwa peristiwa penting dalam gerakan ekspansi Islam yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa manzikart (1071 M). Perang manzikart ini telah menanamkan kebencian dan permusuhan yang besar bagi orang-orang Nasrani terhadap umat Islam. Karena peristiwa besar ini telah berhasil dimenangkan oleh orang-orang Islam yang hanya memiliki kekuatan 15.000 prajurit sedangkan tentara Romawi (Nasrani) berjumlah 200.000 orang, yang terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis dan Armenia. Dendam ini ditambah lagi dengan penguasa Turki Seljuk terhadap Baitul Maqdis, hingga meletusnya perang salib.
2. Faktor Politik
Kekalahan Byzantium (Konstatinopel) di Manzikart (Armenia) pada tahun 1071 dan jatuhnya Asia Kecil kedalam kekuasasan Bani Seljuk telah mendorong Kaisar Alexius I (Kaisar Konstatinopel) untuk meminta bantuan kepada Paus Urbanus II untuk mengembalikan daerah kekusaan pendudukan dinasti Seljuk. Paus Urbanus II berjanji untuk membantu Byzantium dengan janji Kaisar Alexius I bersedia tunduk dibawah kekuasaan Paus di Roma dengan harapan untuk mempersatukan gereja Yunani dan Roma. Pada waktu itu Paus mmiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar terhadap raja yang berada dibawah kekuasaannya, seperti Paus dapat menjatuhkan sanksi kepada raja yang membangkang terhadap perintah Paus dengan mencopot pengakuannya sebagai raja.
Di lain pihak, kondisi kekuatan Islam pada waktu itu sedang melemah sehingga orang-orang Nasrani berani ikut mengambil bagian dalam perang salib. Ketika itu dinasti Seljuk di Asia Kecil sedang mengalami perpecahan dan kemunduran dan dinastti Fathimiyah di Mesir dalam keadaan lumpuh sementara kekuasaan Islam di Spanyol semakin goyah. Situasi ini semakin bertambah parah karena adanya pertentangan segitiga antara khalifah Fathimiyah di Mesir, Khalifah abbasyah di Baghdad dan Amir Umayyah di Cordova yang memprolamirkan dirinya sebagai khalifah, situasi yang demikian telah mendorong penguasa Nasrani di Eropa untuk merebut satu persatu daerah kekuasaan Islam, seperti dinasti kecil di Edessa (Raha) salah satu kota keuskupan yang pernah dikuasai Islam dan Baitul Maqdis (Palestina) sebagai kota suci umat Nasrani.
3. Faktor Sosial-Ekonomi
Para pedagng besar yang berada di pantai Timur Laut Tengah, terutama yang berada di kota Venesia, Genoa dan Pisa berambisi untuk menguasai kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan Laut Tengah untuk memperluas jaringan dagang mereka. Untuk itu mereka rela menanggung sebagian dana perang salib dengan maksud menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat perdagangan mereka apabila pihak Nasrani Eropa memperoleh kemenangan. Hal itu dimungkinkan karena jalur Eropa akan bersambung dengan rute-rute perdagangan di Timur melalui jalur strategis tersebut. Dengan kata lain Vinesia, Genoa dan Pisa tertarik ikut berperang karena motif komersial.
Disamping itu, stratifikasi sosial masyarakat Eropa saat itu terdiri dari tiga kelompok, yaitu golongan gereja, golongan bangsawan serta kesatria dan golongan rakyat jelata. Meskipun merupakan golongan mayoritas dalam masyarakat, rakyat jelata ini menempati kelas paling rendah. Kehidupan mereka sangat tertindas dan hina. Mereka harus tunduk pada tuan tanah yang sering bertindak sewenang-wenang dan mereka juga dibebani pajak dan kewajiban lainnya. Oleh karena itu mereka di mobilisasi oleh pihak-pihak gereja untuk turut mengambil bagian dalam perang Salib dengan janji akan diberikan kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik apabila perang dapat dimenangkan. Akibatnya para rakyat (Nasrani Eropa) ini menyambut secara sportanitas seruan gereja untuk melibatkan diri dalam perang salib tersebut.
Selain stratifikasi sosial masyarakat Eropa yang memberlakukan sistem diskriminasi terhadap rakyat jelata, saat itu Eropa juga memberlakukan hukum waris yang menetapkan bahwa anak tertua yang berhak menerima harta warisan. Apabila anak tertua meninggal, harta warisan harus diserahkan pada gereja, hal ini telah menyebabkan populasi (jumlah) orang miskin semakin meningkat. Akibatnya anak-anak yang miskin sebagai konsekuensi hukum waris yang mereka taati itu mengikuti seruan gereja dengan harapan yang sama yaitu untuk mendapatkan perbaikan ekonomi.
Peningkatan taraf sosial telah menjadi salah satu motif yeng mendorong sebagian orang Eropa untuk berperang, Para budak yang berkerja di perkebunan mendapat peluang yang tepat untuk memperoleh kemerdekaan. Karena kewenangan dari perang Salib dapat menjamin kehidupan para budak.

C. Priodesiasi Perang Salib
Para sejarawan berbeda pendapat dalam menetapkan priodesiasi perang Salib. Prof Ahmad Syalabi dalam Al-Tarikh Al-Islami Wa Al-Hadharat Al-Islamiyah membagi priodesiasi perang Salib atas tujuh priode sementara menurut Badri Yatim perang Salib dibagi atas tiga periode sementara menurut Phillip K. Hitti pembagian priodesiasi perang Salib juga terbagi menjadi tiga periode, yaitu :
1. Periode penaklukan (1095-1144 M)
2. Periode reaksi umat Islam ( 1144-1192 M)
3. Periode perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran dalam pasukan tentara salib (1192-1291 M)
Jadi, secara garis besar menurut hemat penulis perang Salib pada umumnya dapat dikelompokan kedalam tiga periode. Karena, berdasarkan pembabakan secara kronologis pristiwa perang Salib terdiri atas masa penaklukan ; (conquista) dan perebutan kembali daerah-daerah Nasrani yang sudah dikuasa oleh Islam (Reconquista). Masa reaksi umat Islam ; jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ketangan prajurit salib telah membangkitkan umat Islam menghimpun kekuatan. Selanjutnya masa kehancuran pasukan salib yaitu ; suatu masa penurunan kekuatan dan semangat pasukan Nasrani akibat adanya ambisi politik untuk mendapatkan kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materialistik dalam rangka untuk mencari kekayaan yang terlihat dalam semboyan Gold, Gospel, Glory.
1. Periode Penaklukan ( 1095-1144 M)
Periode pertama dinamakan periode penaklukan karena pada periode ini muncul jalinan kerjasama antara Kaisar alexius I dengan Paus Urbanus II yang berhasil membangkitkan semangat umat Nasrani dalam mempertahankan hegemoni kekaisaran Byzantium yang telah berhasil dikuasai oleh Bani Seljuk, sebagaimana diketahui timbulnya kebencian mendalam pada diri orang-orang Eropa saat menyaksikan kemajuan demi kemajuan yang telah dicapai umat Islam pada masa klasik, sehingga menyebabkan adanya persaingan pengaruh antara Islam dan Nasrani. Karena, ketika Islam berkembang pada masa klasik, kondisi orang-orang Nasrani Eropa sangat terkebelakang. Hal ini disebabkan oleh adanya larangan keras dari gereja terutama dalam memberi kebebasan bagi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pada periode penaklukan ini umat Nasrani Eropa secara spontan terbius dengan seruan Paus untuk melakukan penyerangan terhadap umat Islam. Menurut penilaian Phillip K. Hitti, seruan atau pidato Paus Urbanus II merupakan seruan atau pidato yang paling berkesan di sepanjang sejarah yang dibuat Paus. Karena pidato itu menggema keseluruh penjuru Eropa, yang membangkitkan seluruh negara Nasrani dalam mempersiapkan berbagai bantuan untuk mengadakan penyerbuan.
Pada awal penaklukan ini, gerombolan prajurit Nasrani terdiri atas orang-orang Nasrani dari kalangan rakyat jelata yang berusaha mengadu peruntungan dari perang salib sehingga mereka tidak disiplin dan tanpa persiapan perang yang matang. Didalam perjalanan menuju kota Konstatinopel (Byzantium) mereka saling melakukan perampokan, penjarahan, pembantaian dan pembunuhan terhadap penduduk yang tidak berdosa. Gerakan ini dipimpin oleh Pierre L. Ermite. Akibatnya gerakan sporadis ini dapat dikalahkan oleh Bani Seljuk. Selanjutnya pasukan salib berikutnya dipimpin Goufrey of Bouillon, gerakan ini merupakan gerakan militer yang terorganisir. Pasukan ini berhasil merebut wilayah-wilayah kekuasaan Islam (conquesta) dan juga berhasil merebut kembali wilayah-wilayah Nasrani yang pernah dikuasai oleh Islam (Reconquesta), seperti kota Edessa, Tarsus, Antioka, Allepo (1098), Baitul Maqdis (1099), sedangkan kota Tripoli, Tyre dan Akka pada tahun (1109).
Akibat penaklukan Nasrani ini, maka berdirilah empat kerajaan Latin Nasrani di Syam dan Palestina, yaitu :
1. Kerajaan Baitul Maqdis diperintah oleh Godfrey of Bouillon
2. Kerajaan Edessa diperintah oleh Baldawin
3. Kerajaan Antioka diperintah oleh Bohemond
4. Kerajaan Tripoli diperintah oleh Raymond
2. Periode Reaksi Umat Islam ( 1144-1192)
Jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ke tangan pasukan salib ternyata telah membangkitkan kaum muslimin menghimpun kekuatan untuk menghadapi umat Nasrani. Dibawah komando Immaduddin Zangi (gubernur Mosul) umat Islam bergerak maju membendung serangan pasukan salib, bahkan upaya ini berhasil merebut kembali Allepo dan Edessa (1151 M). Kemenangan ini merupakan kemenangan pertama kali bagi umat Islam dalam perang Salib. Selanjutnya perjuangan ini dilanjutkan oleh Nuruddin Zanki (karena Immanuddin wafat 1046 M), berhasil merebut kembali kota Antiochea (1149 M) dan Edessa (1151 M). Jatuhnya kota Edessa sebagai kota keuskupan telah menyulut api perang Salib kedua, dengan ditandai seruan Paus Eugenius III yang menyerukan perang suci.
Seruan ini disambut oleh raja Prancis Louis VII dan raja Jerman Codrad II. Keduanya memimpim pasukan Salib untuk merebut wilayah Nasrani di Syria. Pasukan ini dihadang oleh pasukan Nuruddin Zanki dan tidak berhasil memasuki Damaskus, sementara Nuruddin Zanki wafat (1174 M). Akhirnya pimpinan Islam digantikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi adalah merebut Yerussalem (1187 M). Dengan demikian kerajaan Latin (Baitul Maqdis) berakhir.
Jatuhnya Yerussalem ketangan Islam ternyata telah membangkitkan kaum salib untuk mengirimkan ekspedisi militer yang lebih kuat lagi. Ekspedisi ini dipimpin oleh raja-raja besar Eropa, seperti Frederick I (Barbarosa, kaisar Jerman), Richard I (raja Inggris), dan Phillip II ( Augustus, raja Prancis). Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Meskipun mendapat tantangan yang berat dari Shalahuddin, pasukan salib berhasil merebut Akka dan dijadikan ibu kota kerajaan Latin Nasrani. Pada tahun 1192 M antara pasukan salib dan Shalahuddin membuat perjanjian yang disebut Shulh Ar-Ramlah. Isi perjanjian itu menyebutkan bahwa orang-orang Nasrani yang berziarah ke Baitul Maqdis tidak akan di ganggu. Setelah perjanjian disepakati, pahlawan islam Shalahuddin wafat (1193 M).


3. Periode perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran dalam pasukan salib (1192-1291 M)
Periode perang saudara kecil-kecilan atau periode kehancuran dalam pasukan salib karena periode ini lebih disemangati oleh ambisi politik untuk memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang besrifat materi dari pada motif agama. Tujuan utama untuk membebaskan Baitul Maqdis (Yerussalem) seolah-olah dilupakan. Dengan adanya ambisi dan keinginan yang berbeda ini telah menyebabkan pasukan salib sering mengalami perselisihan yang tajam, yang pada akhirnya pasukan salib mengalami kelemahan karena tidak mampu membendung ambisi yang ada. Hal ini terlihat ketika pasukan salib yang dipersiapkan untuk menyerang Mesir (1203 M) ternyata tiba-tiba justru membelok ke kota Konstatinopel karena kota Konstatinopel merupakan kota yang sangat strategis bila dilihat dari sudut geografis, yaitu menghubungkan dua benua sekaligus yaitu Asia dan Eropa, sementara situasi perekonomi dagang di kawasan Asia sangat maju.
Dalam periode ini muncul pahlawan wanita dari kalangan Islam yang terkenal yaitu Syajar At-Tuddur. Pasukan yang dipimpinnya berhasil melumpuhkan tentara yang dipimpin raja Louis IX dari Prancis. Karena kebesaran jiwanya, raja Louis IX dibebaskan dan diizinkan kembali ke Prancis. Sikap pahlawan Syajar Ad-Durr ini sekaligus mencerminkan sikap Islam.
Dari uraian diatas nampaknya kemunduran yang dialami tentara salib terutama disebabkan oleh perebutan kekuasaan diberbagai wilayah yang telah dikuasai sehingga antara kerajaan Latin Nasrani yang satu dengan yagn lain tidak terwujud kerjasama yang baik. Sementara didaerah kekuasaan prajurit salib ini juga telah terjadi krisis kepemimpinan karena adanya perasaan ambisi dalam menguasai daerah-daerah taklukannya dan tujuan utama untuk merebut Yerussalem terabaikan karena adanya keinginan dalam mencari kekayaan dan kekuasaan (Gold, Gospel dan Glory).

D. Kesimpulan
Walaupun perang Salib menyebabkan jatuhnya korban bagi kedua belah pihak yang bertikai, namun perang salib telah menjadi jembatan kontak antara Asia dan Eropa. Karena, melalui perang Salib ini Nasrani Eropa ini telah mendapat banyak pelajaran yang berharga dari Islam di Timur yang telah berkembang. Sehingga, dengan terjadinya peristiwa perang salib tesebut Eropa mengalami pencerahan (Renaisance). Oleh sebab itu perang salib juga mempunyai dampak positif bagi Eropa.
1. Bidang Militer
Akibat berlangsungnya perang Salib, dunia Barat banyak menemukan jenis persenjataan modern di Timur, seperti pemakaian bahan-bahan yang mudah terbakar, bahan-bahan peledak dan musiu dari pengaruh Arab, di Syria prajurit salib juga mengenal rebana dan genderang untuk memberikan semangat juang perang Salib. Padahal sebelumnya mereka hanya mengenal trompet yang terbuat dari tanduk.
Disamping itu prajurit salib juga dapat menggunakan siasat dan strategi perang dari pengalaman-pengalaman tentara Islam, seperti penggunaan cahaya lampu, pemakaian perisai, memainkan senjata diatas kuda dan sebagainya.
2. Bidang Pertanian, Industri dan Perdagangan
Sistem pertanian memang baru dikenal di Eropa di Timur Islam dengan menggunakan sistem irigasi yang praktis dengan tehnik hidrolik (tehnik bercocok tanam tanpa tergantung pada musim hujan dan kesuburan tanah). Di negeri Timur prajurit salib baru mengenal jenis tumbuhan seperti cengkih, padi, bahan-bahan minyak wangi dan rempah-rempah. Penemuan terpenting Eropa adalah gula, karena orang-orang Eropa sebelumnya hanya mengenal madu.
Dalam bidang industri, mereka menemukan kain tenun dan peralatan tenun. Selain itu, kemenyan dan getah Arab yang harum juga mereka temukan sebagai bahan untuk membuat parfum atau pengharum ruangan dari Damaskus. Kesemua barang yang ditemukan ini sangat tinggi harga di pasaran international, terutama di Eropa.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
Setelah peristiwa perang Salib kenyataan masyarakat Islam di Timur terlihat jauh sudah sudah maju, karena masyarakat sangat beradab hal ini terlihat dari sifat orang-orang Islam seperti murah hati dan pemaaf. Salah satu buktinya telah dirasakan oleh raja Louis IX dari Prancis yang telah dibebaskan dan diizinkan oleh Syajar At-Tuddur untuk kembali ke Prancis setelah tentara yang dipimpinnya di pukul mundur oleh prajurit Islam.
Sifat yang dimiliki oleh orang-orang Islam ini menunjukkan tingkat pengetahuan yang tinggi. Disamping itu, prajurit-prajurit salib juga banyak yang mengadopsi ilmu pengetahuan dari Islam, seperti ilmu kedokteran, fisika, kimia, navigasi dan lain-lain.
4. Bidang Kesehatan dan Kedokteran
Sebelum perang Salib, dunia Barat belum mengeal rumah sakit. Rumah sakit di Eropa baru dikenal pada abad ke-12. Sedangkan di dunia Timur telah ada rumah-rumah sakit modern, yang memisahkan tempat jenis-jenis penyakit menular dan tidak menular (Baghdad). Di samping itu juga ada ahli ledokteran seperti Al-Razi.
Dengan demikian, peristiwa salib ini telah menyebabkan terbukanya jalan mauk pengaruh Eropa di Timur, sehingga menyebabkan terjadinya kontak budaya pada keduanya. Nampaknya, pengaruh perang Salib bagi masyarakat Islam juga dapat dilihat pada gaya dan seni bangunan masjid yang telah mengadopsi hasil ornament-ornamen gereja. Hal ini dapat dilihat pada masjid Al-Nasr di Kairo.